Minggu, 25 Desember 2011

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2010 (5)

Kegiatan Safari Ramadhan 1431 H di Cape Town

07 September 2010

Pada Sabtu, 4 September 2010, Konsul Jenderal RI di Cape Town menyelenggarakan Acara Buka Puasa dan Sholat Tarawih bersama dengan para Anak Buah Kapal RI (ABK-RI) yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan, yang sedang bersandar di pelabuhan Cape Town.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 150 orang ABK-RI tersebut berlangsung di salah satu ruangan bengkel kapal di pelabuhan Cape Town. Selain Konsul Jenderal RI di Cape Town, acara tersebut juga dihadiri oleh seluruh Pejabat Fungsi dan Staf KJRI di Cape Town. Bertindak sebagai Imam dan Khatib dalam sholat berjamaah adalah Prof. DR. H. Salman Harun Ahmad Dosen dan Ahli Tafsir Alquran dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang khusus didatangkan dari tanah air untuk mengisi kegiatan Safari Ramadhan.

Sekalipun acara tersebut diselenggarakan di ruangan bengkel kapal, namun karena dilaksanakan secara ikhlas dan dengan tujuan yang mulia, acara dapat berlangsung dengan sangat bermakna, yaitu memberikan siraman rohani kepada para ABK-RI yang karena pekerjaannya sangat memerlukan siraman dan santapan untuk rohani serta mentalnya.

Terkait kegiatan Safari Ramadhan di KJRI di Cape Town yang pelaksanaannya diawali pada hari Jumat, tanggal 14 Agustus 2010 yang lalu; Konsul Muda Bidang Sosial Budaya, Erry Kananga menginformasikan bahwa Konsul Jenderal RI di Cape Town sangat menaruh perhatian terhadap masalah Pembinaan Masyarakat RI serta Perlindungan WNI/BHI di wilayah kerjanya. Dalam kaitan itulah KJRI di Cape Town meluncurkan Program Safari Ramadhan yang dilaksanakan selama bulan suci Ramadhan 1431 H, dengan kegiatan berbentuk Buka Puasa dan Sholat Tarawih bersama yang diselenggarakan di Aula KJRI pada setiap hari Jum’at bagi para WNI Muslim termasuk ABK-RI yang berdomisili di Cape Town dan sekitarnya, serta kunjungan ke pelabuhan-pelabuhan yang merupakan kantong-kantong para ABK-RI , dilakukan setiap akhir minggu.

Kehadiran Prof. Salman Harun di Cape Town selama bulan Ramadhan ini sangat membantu KJRI di Cape Town dalam mengisi Program Kerjanya di beberapa bidang, yaitu terkait dengan Pembinaan Masyarakat RI serta Perlindungan WNI/BHI yang dilaksanakan oleh Fungsi Konsuler pada setiap hari Jumat di KJRI serta pada akhir pekan di beberapa pelabuhan yang menjadi konsentrasi para ABK-RI; sedangkan yang terkait dengan promosi sosial budaya dilaksanakan oleh Fungsi Sosbud melalui program kunjungan ke berbagai Mesjid, Pesantren dan beberapa Perguruan yang ada di wilayah kerja, dalam hal mana di tempat-tempat tersebut Prof. Salman Harun diundang sebagai pembicara yang membawakan substansi mengenai Kehidupan Masyarakat Islam di Indonesia serta Praktek Kerukunan Beragama di Indonesia. Selain itu, juga melalui wawancaranya dengan beberapa media, baik media cetak maupun radio.

Selanjutnya, pada Hari Minggu, tanggal 5 September 2010, bertempat di Wisma Indonesia, Konsul Jenderal RI di Cape Town telah pula menyelenggarakan Acara Buka Puasa dan Tarawih Bersama dengan para Tokoh di Cape Town. Acara yang berlangsung sederhana namun bermakna tersebut menghadirkan 10 tokoh muslim dari berbagai kalangan (beserta isteri/suami), yaitu Ketua dan beberapa anggota Parlemen Daerah; Ulama (Moslem Judicial Council/ MJC); Sivitas Akademika; Pengusaha/CEO; LSM dan Jurnalis.

Puncak kegiatan Safari Ramadhan akan dilaksanakan pada Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1432 H yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat tanggal 10 September 2010, melalui penyelenggaraan Sholat Idul Fitri yang diselenggarakan di Aula KJRI di Cape Town, dengan Imam dan Khotib Prof. DR. H. Salman Harun Ahmad. Diharapkan, Sholat Idul Fitri tersebut dapat mengakomodasi seluruh Masyarakat RI (muslim) yang berdomisili di Cape Town dan sekitarnya yang ingin menunaikan Sholad Idul Fitri bersama.

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2011 (4)

Wednesday, 31 August 2011

MEMANFAATKAN JUM’AT TERAKHIR BULAN RAMADAN 2011 UNTUK PERERAT SILATURAHMI MASYARAKAT RI DI CAPE TOWN

Kegiatan Safari Ramadan 2011 yang dilaksanakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town sejak tanggal 15 Agustus 2011, menjelang berakhir. Sebagaimana disampaikan oleh Konsul Jenderal RI di Cape Town, Ny. Sugie S. Harijadi, bahwa program Safari Ramadan yang ia selenggarakan di wilayah kerja KJRI Cape Town memiliki dua aspek (tujuan), yaitu aspek internal adalah dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan dan perlindungan masyarakat Indonesia di wilayah kerjanya, sedangkan secara eksternal adalah sebagai pelaksanaan tugas di bidang promosi, yang dalam kaitan ini adalah promosi ilmu pengetahuan tentang budaya Islam di Indonesia.

Untuk kedua tujuan itulah, sejak Bulan Ramadan 2010, selaku Kepala Perwakilan RI di Cape Town, Konsul Jenderal mencanangkan pelaksanaan kegiatan Safari Ramadan dalam rencana kerjanya. Atas bantuan Prof. Dr. Azyumardi Azra, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia berhasil mengundang seorang Pakar di bidang Tafsir Al-Qur’an, yaitu Prof. Dr. Salman Harun, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk mengisi kegiatan termaksud. Sedangkan di wilayah kerjanya, untuk mengimplementasikan program internal tersebut ia memperoleh dukungan dari seluruh keluarga besar KJRI di Cape Town, dari masyarakat Indonesia di wilayah kerja serta dari International Traffic Workers Federation/ITF; sementara itu, untuk melaksanakan program eksternal, ia memperoleh kerjasama yang baik dari berbagai pihak antara lain dari universitas, madrasah, masjid, think-tank dan komunitas setempat.

Agar pengenalan budaya Islam Indonesia di wilayah kerja KJRI di Cape Town yang diawali dengan Safari Ramadan pada tahun 2010 yang lalu berkesinambungan, maka pada kegiatan Safari Ramadan tahun 2011 ini pun KJRI di Cape Town berketetapan menghadirkan Prof. Salman Harun. Demikian halnya dalam rangka pembinaan masyarakat Indonesia di wilayah kerja, sebagai ahli tafsir Al-Qur’an, Prof. Salman mampu menggugah kesadaran masyarakat Indonesia di wilayah kerja tentang perlunya keseimbangan antara dunia dan akhirat (bekerja dan beribadah).

Sebelum acara puncak dan sekaligus penutupan kegiatan Safari Ramadan 2011 yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 2011 (sehari sebelum 1 Syawal 1432 H); pada hari Jum’at malam, tanggal 26 Agustus 2011 yang lalu, KJRI di Cape Town telah menyelenggarakan kegiatan buka dan tarawih bersama masyarakat Indonesia di Cape Town.

Acara silaturahmi yang dihadiri oleh hampir seluruh keluarga besar KJRI dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Cape town ini, berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Sebagaimana kegiatan sebelumnya, semua keluarga yang hadir masing-masing membawa hidangan tajilan, sementara itu KJRI di Cape Town menyiapkan hidangan utama berupa Nasi Soto Betawi komplit.

Sebelum shalat tarawih dimulai Prof. Salman Harun yang sekaligus juga bertindak sebagai imam dalam sholat memberikan siraman rohani, yang diawali dengan menyampaikan kesannya selama menjalankan kegiatan Safari Ramadan di wilayah kerja KJRI di Cape Town, di mana ia mendapatkan pengalaman yang beragam dan berharga, utamanya dari kegiatan ceramah dan kuliah yang dilakukan di masjid, madrasah, universitas, dan komunitas setempat, dengan audiens yang beragam; yaitu mulai dari anak-anak, remaja, murid pesantren putri yang selama ceramah dilakukan mereka mendengarkan dari balik tabir, hingga warga senior setempat. Dari pengalaman itu, Prof Salman merasakan manfaat program Safari Ramadan yang dicanangkan oleh Konsul Jenderal RI di Cape Town di wilayah kerjanya tersebut, yaitu selain untuk promosi mengenai budaya Islam di Indonesia, juga sangat berguna untuk mempererat hubungan antara masyarakat di Afrika Selatan di wilayah kerja KJRI dengan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Salman, manfaat itu secara nyata dirasakan ketika ia mendengar secara langsung dari beberapa masyarakat setempat yang bersimpati kepada Indonesia karena banyak dari mereka yang nenek moyangnya berasal dari Indonesia dan merasakan masih adanya ikatan dengan Indonesia negeri asal usul nenek moyang mereka.

Selanjutnya, Prof Salman menyampaikan inti dari siraman rohani yaitu tentang relevansinya ayat-ayat Al-Qur’an dengan isu-isu terkini. Terutama tentang penciptaan alam semesta dan manusia, yang diuraikannya bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan semua hal yang ada di muka bumi ini, mulai dari penjelasan rasional atas teori Big Bang sampai dengan diciptakannya manusia pertama (Adam) dan hakikat kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Menurut Profesor Salman, semua kejadian yang dikabarkan dalam Al-Qur’an tersebut menjadi bukti bahwa Al-Qu’ran pada dasarnya selalu relevan dengan kehidupan umat manusia. Silaturahmi hari itu, ditutup dengan Shalat Tarawih berjamaah.

Diharapkan melalui kegiatan Safari Ramadan yang telah dilaksanakan sejak bulan Ramadan tahun 2010, silaturahmi yang terjalin antar masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI di Cape Town semakin meningkat.

Sebelum meninggalkan halaman KJRI di Cape Town, Konsul Jenderal menyampaikan kepada semua yang hadir bahwa sebagai Kepala Perwakilan ia sangat senang melihat bahwasanya silaturahmi antara KJRI dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di wilayah kerjanya semakin meningkat. Walaupun jumlah WNI di wilayah kerjanya yang tercatat hanya 70 orang dan sebagian besar adalah keluarga KJRI di Cape Town, tetapi hal itu tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas KJRI di bidang pelayanan pembinaan dan perlindungan kepada WNI di wilayah kerjanya yang harus diberikan sebaik mungkin oleh KJRI terhadap mereka. Namun demikian, mengingat Cape Town adalah kota pelabuhan di mana kapal kapal asing silih berganti merapat di pelabuhan tersebut dengan membawa WNI yang bekerja di kapal itu sebagai Anak Buah Kapal yang jumlahnya mencapai 3000 orang maka hal inipun tidak mengurangi kegiatan pelayanan dan bantuan yang harus diberikan sebaik mungkin oleh KJRI terhadap mereka. (Cape Town, 27 Agustus 2011)

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2010 (3)

Cendekiawan Muslim Indonesia Memukau Civitas Akademika di Cape Town

Senin, 20 September 2010

Cendekiawan Muslim Indonesia Memukau Civitas Akademika di Cape Town
Melalui penjelasannya mengenai Mukjizat Al-Qur’an, Prof. DR. H. Salman Harun Ahmad, Dosen dan Ahli Tafsir Al-Qur’an dari UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta berhasil mengundang decak kagum cendekiawan, pengajar serta mahasiswa muslim di Cape Town. Hal tersebut berlangsung pada Kamis, 16 September 2010 dalam kesempatan ceramah umum yang diselenggarakan atas kerja sama KJRI di Cape Town dengan International Peace Varsity of South Africa (IPSA), Cape Town. Ceramah umum tersebut merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan promosi sosial budaya Indonesia, khususnya pengenalan kehidupan Masyarakat Muslim di Indonesia, kepada masyarakat setempat di wilayah kerja KJRI.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Rektor IPSA Salie Abrahams yang menyampaikan penghargaan kepada KJRI di Cape Town atas usahanya menjadikan acara ini terlaksana dan kepada Prof. Salman Harun atas kesediaannya untuk memberikan ceramah . Disampaikan bahwa ceramah ini merupakan salah satu upaya mempererat hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan yang telah terjalin selama ratusan tahun, dengan kedatangan Syekh Yusuf Al-Makassari Al- Bantani sebagai titik awal perkembangan Islam di Afrika Selatan. Rektor mengharapkan agar hubungan sejarah dan emosional tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut pada bidang-bidang lainnya, seperti pendidikan. Diharapkan juga bahwa hubungan antara IPSA dan KJRI di Cape Town yang telah terjalin dengan baik selama ini dapat semakin berkembang di masa yang akan datang.
Dalam ceramah yang dihadiri oleh sekitar 90 mahasiswa, jajaran pengajar IPSA (yang juga ulama), serta cendekiawan Islam setempat, Prof. Salman Harun memaparkan pemikirannya mengenai beberapa keagungan dan mukjizat Al-Qur’an, seperti ayat-ayat tentang jagat raya dari mana manusia memperoleh dukungan dalam kehidupan di dunia; persamaan derajat antara pria dan wanita; bagaimana setiap huruf hijaiyah menyusun setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna khusus; beragamnya bahasa yang mempengaruhi Al-Qur’an, dari Bahasa Romawi sampai Bahasa China; dan sebagainya. Mukjizat tersebut membuktikan bahwa Al-Qur’an sungguh merupakan wahyu Allah, bukan ciptaan manusia, dan oleh karenanya setiap muslim yang beriman harus mempercayainya.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut secara antusias oleh para peserta ceramah.
Sebagai penutup acara, pihak IPSA menyampaikan penghargaan mereka atas ijtihad yang dilakukan oleh Prof. Salman Harun terhadap Al-Qur’an. Disampaikan bahwa pemikiran mengenai Mukjizat Al-Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam ceramah merupakan hal yang baru bagi civitas akademika maupun masyarakat muslim di Cape Town. Diharapkan civitas akademika di Cape Town maupun Afrika Selatan dapat mengikuti jejak Prof. Salman Harun membuka cakrawala baru dalam studi mengenai Islam.
Sebagai informasi, keberadaan Prof. Salman Harun sejak awal September di Cape Town adalah atas undangan Konsul Jenderal RI di Cape Town Sugie Harijadi, untuk mengisi program Safari Ramadhan yang terdiri atas siraman rohani bagi masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI di Cape Town, utamanya bagi Anak Buah Kapal (ABK-RI); dakwah pada masjid-masjid di wilayah Cape Town; serta Shalat Idul Fitri yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Gedung KJRI di Cape Town. (Sumber : KJRI Cape Town)

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2010 (2)

Kehadiran Cendikiawan Muslim Indonesia Melengkapi Diskusi Lintas Agama di Cape Town

Selasa, 28 September 2010

Kehadiran Cendikiawan Muslim Indonesia Melengkapi Diskusi Lintas Agama di Cape Town
Prof. Dr. H. Salman Harun Ahmad, Guru Besar ilmu tafsir dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, melalui KJRI di Cape Town, menerima undangan untuk berdiskusi mengenai interfaith relations dengan para pemuka agama baik yang berasal dari Cape Town maupun pemuka agama dari Amerika Serikat (AS) yang sedang bertugas di Cape Town. Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Cape Town secara khusus menyelenggarakan kegiatan diskusi informal ini untuk Prof. Salman Harun, setelah mengetahui bahwa beliau terlibat dalam interfaith/multifaith inisiatif di Indonesia.

Ketertarikan Konsulat Jenderal AS tersebut dimulai pada acara Open House Wisma Indonesia dalam rangka Idul Fitri, pada Jum’at 10 September 2010. Dalam acara tersebut, Konsul Jenderal AS di Cape Town DR. Alberta Mayberry berkesempatan berbincang-bincang dengan Prof. Salman Harun; salah satu topik yang dibahas adalah mengenai toleransi umat beragama di Indonesia.

Akhirnya, pada Minggu, 19 September 2010, Konsul Jenderal AS menyelenggarakan acara diskusi informal yang selain mengundang Prof. Salman Harun, sebagai perwakilan agama Islam, juga mengundang pemuka agama lainnya seperti Protestan dan Hindu. Dalam bincang-bincang tersebut, ditanyakan mengenai toleransi umat beragama di Indonesia serta keterlibatan Prof. Salman Harun dalam inisiatif multifaith. Disampaikan oleh Prof. Salman, bahwa pemerintah Indonesia mengakui keberadaan enam agama yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu serta kepercayaan terhadap Tuhan YME. Indonesia yang terdiri atas beragam suku dan agama merupakan negara yang sangat dinamis sehingga percikan-percikan pertentangan antar agama beberapa kali menjadi berita, baik di dalam maupun di luar negeri. Namun, pada umumnya masyarakat Indonesia hidup secara damai dan harmonis, berdampingan satu dengan yang lainnya.

Dalam diskusi, Prof. Salman Harun juga menjelaskan bahwa dalam Islam kekerasan itu tidak dianjurkan. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, peperangan baru dilakukan jika menerima serangan dari musuh dan jika tidak ada jalan keluar yang lain.

Lebih lanjut dalam diskusi tersebut dibahas juga mengenai upaya-upaya harmonisasi antar umat beragama di berbagai negara seperti di Afrika Selatan dan di Amerika Serikat.

Dalam kaitan itu disampaikan bahwa, agar dunia dapat menjadi tempat yang damai, hendaknya para penganut agama yang berlainan harus berusaha untuk menghilangkan prasangka, berupaya mengenal satu dengan yang lainnya; karena jika mereka tidak saling mengenal satu sama lain, niscaya prasangka akan terus muncul dan hal tersebut merupakan bibit dari perpecahan. Agar dapat mengenal penganut agama yang berlainan, setiap manusia harus berusaha untuk lebih terbuka menerima pandangan yang berbeda dan untuk itu upaya diskusi atau dialog harus semakin sering digalakan. (Sumber : KJRI Cape Town)

SAFARI RAMADAN 2010 BERITA DEPLU



Mengenalkan Kehidupan Masyarakat Muslim Indonesia di Cape Town
Saturday, 18 September 2010 20:05
Memenuhi undangan Konsul Jenderal RI di Cape Town, Sugie Harijadi, Prof. Dr. H Salman Harun, dosen dan ahli Tafsir Al-Quran dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta telah berada di Cape Town sejak awal September lalu untuk mengisi program KJRI selama bulan suci Ramadhan berupa kegiatan Safari Ramadhan.
Menyadari keberadaan Komunitas Cape Malay yang mengaku memiliki keterikatan dengan negeri leluhurnya di Makasar, Sulawesi Selatan, maupun di Jawa, utamanya Kudus, Konjen RI di Cape Town, memanfaatkan kehadiran Prof. Salman Harun untuk lebih mengenalkan kehidupan masyarakat muslim di Indonesia dewasa ini kepada masyarakat muslim di Cape Town, khususnya komunitas Cape Malay. Kegiatan itu dilaksanakan usai program safari, melalui kegiatan kunjungan Prof. Harun ke berbagai madrasah, masjid dan institusi di wilayah kerja KJRI di Cape Town.
Dalam kaitan itu, Prof. Salman Harun melakukan kunjungan ke madrasah putra Arabia Islamia di wilayah Strand, provinsi Western Cape (15/9). Madrasah yang memfokuskan diri pada pendidikan hafiz dan ulama tersebut memiliki murid yang berasal dari berbagai negara, seperti Zimbabwe, Malaysia, Kanada dan Amerika Serikat.
Dalam kunjungannya, Prof. Salman Harun menyampaikan dakwah mengenai toleransi antar umat beragama dalam Islam. Dalam penjelasannya, Prof. Salman Harun memberikan contoh mengenai tolerasi umat beragama yang dipraktekkan di Indonesia.
Disampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, dimana 85% dari 238 juta masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Namun, hal tersebut tidak menghalangi masyarakat Indonesia untuk menghormati penganut agama lainnya, bahkan masyarakat Indonesia hidup secara harmonis satu dengan yang lainnya walaupun terdapat perbedaan agama di antara mereka. Dijelaskan bahwa salah satu perekat persaudaraan masyarakat Indonesia adalah Pancasila, yang mewajibkan masyarakat Indonesia untuk menghormati umat yang berbeda agama.
Setelah dakwah, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut secara antusias oleh murid-murid madrasah yang sebagian besar menyampaikan rasa keingintahuan mereka tentang Indonesia, yang dicerminkan melalui beberapa pertanyaan, mengenai Indonesia secara umum, sejarah Islam di Indonesia, dan praktek Islam di Indonesia.
Sehari sebelumnya, Prof. Salman Harun juga telah melakukan kunjungan ke madrasah putri Fatimataz Zahra di wilayah Mitchells Plain, provinsi Western Cape.
Pada kesempatan itu, Prof. Salman Harun menyampaikan dakwah mengenai asal usul pria dan wanita serta kedudukan dan kesetaraan wanita dalam Islam. Setelah dakwah, acara dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanya jawab dengan peserta madrasah yang mendapat sambutan antusias (Sumber: KJRI Cape Town)




Sabtu, 26 November 2011

MINTA ANAK BERCERAI, BOLEHKAH?

MINTA ANAK BERCERAI, BOLEHKAH?

CUPLIKAN KISAH NABI IBRAHIM ‘ALAIHISSALAM

Karena hubungan antara dua isterinya tak nyaman, Nabi Ibrahim membawa isteri keduanya (Hajar) beserta puteranya (Ismail) jauh ke jantung Jazirah Arab, Makkah. Ada kisah mengenai air Zamzam itu yang begitu populer, yang telah menyebabkan adanya kehidupan di sana. Ismail pun tumbuh di sana dan dewasa.

Ismail menikah dengan seorang perempuan suku asli di sana, Jurhum. Syahdan, Nabi Ibrahim rindu sekali anaknya yang sudah begitu lama ditinggalkannya. Dia pun berangkat ke sana.

Tiba di rumah sang anak, ia tidak menemukan putranya itu. Yang dijumpainya hanya seorang perempuan, yang mengaku isteri anaknya itu. Tetapi Nabi Ibrahim dibiarkan saja oleh sang perempuan.

Di dalam Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, hal 26 disebutkan sebagai berikut:

Ibrahim, “Mana suamimu?”

“Ia sedang berburu untuk hidup kami,” jawabnya.

Kemudian ditanya lagi, dapatkah ia menjamu makanan atau minuman, dijawab bahwa ia tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan.

Ibrahim pergi, setelah mengatakan, “Kalau suamimu datang sampaikan salamku dan katakan kepadanya, “Ganti ambang pintumu.”

Setelah pesan ayahnya itu kemudian disampaikan kepada Ismail, ia segera menceraikan isterinya itu, dan kemudian kawin lagi dengan wanita Jurhum lainnya… Wanita ini telah menyambut Ibrahim dengan baik setelah beberapa waktu kemudian ia pernah datang. “Sekarang ambang pintu rumahmu sudah kuat,” kata Ibrahim.

Jadi, tukar ambang pintu maksudnya ceraikan isterimu. Alasan Nabi Nabi Ibrahim boleh jadi sbb.:

1. Sebagai musafir yang begitu jauh berjalan, dan sebagai seorang yang begitu tua, ia seharusnya mendapat perhatian perempuan itu. Itu adalah etika padang pasir (etika Arab), yang diambil alih oleh Islam: tamu harus dihormati. Tidak mungkin segelas air saja ia tidak punya untuk disuguhkan.

2. Dalam Islam, anak perlu berbakti kepada orang tuanya, terutama waktu tua (Q.17:23), dimana orang dalam usia itu memang memerlukan bantuan. Dalam Islam, jangankan harta benda sang anak, diri anak itu sendiri adalah milik orang tuanya, demikian Nabi menegaskan. Jadi, bagaimana mungkin sang menantu boleh kikir kepada mertuanya.

3. Dalam Islam juga ada ajaran bahwa di antara isteri dan anak-anak itu ada yang bisa menjadi musuh bagi orang tuanya, karena itu hati-hati (Q.64:14). Maksud “musuh” di sini bukan seorang yang akan membunuhnya, dsb. tetapi seorang yang bisa membuatnya terjerumus ke dalam dosa karena sayangnya kepada mereka. Betapa tidak jarang seorang isteri meminta ini, itu, dsb., yang karena sayangnya maka suami mau berbuat jahat, mencuri atau korupsi, misalnya, untuk memenuhi permintaan sang isteri. Begitu juga permintaan sang anak!

Jadi, karena tiga alasan itulah kiranya Nabi Ibrahim meminta anaknya, Ismail, bercerai. Pertama, sang menantu mungkin dinilainya sangat pelit, sehingga memberi segelas air saja ia tidak bersedia. Kedua, sang menantu tidak hormat tamu dan orang dalam kesusahan, sedangkan Nabi Ibrahim menilai bahwa perlakukan seperti itu juga akan dilakukannya terhadap dirinya bila ia masih menantunya. Dan ketiga, anak harus berbakti kepada orangtua, sedangkan Nabi Ibrahim menilai sifat sang menantu akan menulari anaknya, yang akan mengakibatkan ia tidak berbakti, lalu karena itu berdosa dan masuk neraka.

Lalu, sahkah meminta anak bercerai?

Ciputat, 22 November 2011

Prof. Dr. Salman Harun

Minggu, 09 Oktober 2011


KUASIKRISTAL
“DanielShechtman (70), ahli kristal berkewarganegaraan Israel, menjadi tertawaanrekan-rekannya saat berhasil menemukan kuasikristal, 30 tahun lalu. Kini,temuannya itu justru membalikkan teori yang ada. Susunan atom dalam kristalyang geometris tidak harus tersusun berulang-ulang secara teratur, sepertidalam mozaik Islam,” demikian tulisan KOMPAS hari Kamis 6 Oktober 2011halaman 16.
Tulisan itu mengomentari temuan PemenangHadiah Nobel Kimia 2011. Temuannya itu terjadi secara tidak sengaja pada 8 April1982, ketika ia memperoleh beasiswa untuk mengadakan penelitian pascadoktoraldari Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat. Ia mencampur aluminium denganmangan. Ia ingin mengetahui apakah ada gangguan pada struktur materi campurantsb. Setelah ia teliti ia justru melihat pola simestris yang tidak berulang. Iamenemukan sturuktur atom campuran itu memiliki 10 sudut. Ini sangat mustahil,karena selama ini dikenal (yang diakui Persatuan KristalograferInternasional-IUC), struktur atom itu empat atau enam sudut. Pengulangan polasimestris merupakan suatu keharusan agar kristal bisa terbentuk. Namun dalamkuasikristal, variasi jarak antaratomnya berkaitan dengan nilai rata-ratanya. “Polatak teratur itu mirip dengan seni mozaikIslam, seperti yang ada di istana Alhambra di Granada, Spanyol, dan MausoleumDarbi Imam di Isfaham, Iran. Mozaik itu memiliki karakter yang sama dengankuasikristal, yaitu polanya teratur, yang berarti memiliki pola matematistertentu, tetapi tidak pernah berulang,” katanya.
Ketika ia memperkenalkantemuannya itu kepada teman-temannya, is justru diketawakaan. Ia bahkan diejekdengan sebutan kuasi-ilmuwan ‘mirip ilmuwan’. Karena gigih dengan temuannya, iaakhirnya diminta mengundurkan diri tempatnya meneliti di atas. Ia kembali keIsrael. Setelah sempat ditolak, temuannya dan ketiga rekannya itu akhirnyadimuat dalam jurnal Physical Review Letters pada November 1984। Ternyata logam yang dihasilkannya lebih kuat. Logam itu sekarang digunakan untuk bahan membuat pisau bedah mata, yang tipis dan kuat.
Membaca temuan Shechtman itu sayateringat “sajak" Al-Qur’an. Ujung-ujung ayat-ayat Al-Qur’an pada umumnyaberbunyi sama. Ambillah contoh Surah al-Ra’d yang sedang saya terangkan melaluiRRI Jakarta Pro 1 FM 91,2.
Bunyi ujung ayat-ayatnya sebagaiberikut:
Sajak Surah 13 (43 ayat):
1. Un : 1,2,3,4,5 = 5
2. Ab: 6,19,21,23,27,29,30,32,36,38,39,40,41,43 = 14
3. Ad: 7,18,31,33 = 4
4. Ar: 8,16,22,24,25,35,42= 7
5. Al: 11,12,13,14,15,17= 6
6. Aq: 20,34,37, = 3
7. A’: 26 = 1
8. Ub: 28 = 1
Sajaknya diawali oleh bunyi un,kemudian didominasi oleh ab, selanjutnya ar, lalu al, ad,dan aq, dan diakhiri diakhiri enam ayat dengan ab yang masih diselingimasing-masing satu oleh aq dan ar.
Bunyi sajak Al-Qur’an seperti itupernah memperoleh nilai negatif dari sementara orientalis. Mereka mencurigai kemungkinanadanya unsur tambahan dari manusia, yang pada ujungnya nanti mereka ingin menyimpulkanbahwa Al-Qur’an itu tidak otentik.
Dengan temuan Shechtman itu sayahendak mengatakan bahwa rupanya dalam ciptaan Tuhan tidak hanya ditemukan “keteraturan”sebagai sebuah hukum, tetapi juga adanya “ketidakteraturan yang teratur”, yangbernilai matematis. Hukum itu telah dibuktikan ada dan umum diterima pada bendapisis ciptaan Tuhan. Rupanya hukum Tuhan seperti itu juga terdapat pada ciptaannyayang non-pisis, yaitu Al-Qur’an. Bahwa adanya ketidakteraturan ritme ayat-ayat Al-Qur'an mungkin akan bisa dibuktikan (dengan penelitian) bahwa itu adalah ketidakteraturan yang teratur seperti dalam kuasikristal. Temuan Shechtman itu memperkuatkebenaran Al-Qur’an dan membatalkan tuduhan sementara orientalis itu bahwaAl-Qur’an itu ciptaan Nabi Muhammad bukan wahyu Allah.
Dan selanjutnya temuan Shechtman itu menambahkeyakinan kita kepada Allah bahwa Ia adalah Zat Yang Maha Segalanya. Ia tidakhanya mampu menciptakan sesuatu tetapi juga sebaliknya dari sesuatu itu. Dandisamping itu seni mozaik Islam luar biasa, ya! Berjalanlah di muka bumi lalulihatlah keajaiban ciptaan Tuhan!

Jakarta, 10 Oktober 2011
Salman Harun