Senin, 26 Desember 2011

Ahli Alquran Tampil pada Seminar Internasional Yoga PDF Cetak E-mail
Oleh LMINU
Sabtu, 27 Februari 2010 18:07
DENPASAR, KOMPAS.com--Prof Dr H Salman Harun, ahli Alquran dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta akan tampil sebagai salah seorang pembicara utama pada seminar internasional "Global Warning dalam Perspektif Yoga dan Solusinya" di Bali, Maret mendatang.

"Kegiatan dalam memeriahkan Internasional Bali-India Yoga Festival (IBIF) ke II ini akan berlangsung di Markandeya Yoga City, Banjar Gunung Sari, Desa Tegal Linggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, selama sepekan, 3-10 Maret 2010," kata Ketua Yayasan Bali-India Dr Somvir didampingi ketua panitia pelaksana kegiatan tersebut Prof Dr I Nyoman sirta, SH di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, dalam seminar internasional tersebut, selain Prof Salman Harun juga akan tampil Mrinalini Singh, ahli lingkungan, spritual dan pelukis asal India.

Pembicara lainnya adalah Dr Gejendra Singh dari India, Lalit Bakhshi dari Tokyo dan I Gusti Raka Panji Tisna, ahli spiritual dari Pulau Dewata.

Pada seminar yang akan berlangsung setiap hari di sela-sela latihan yoga, kompetisi yoga dan kegiatan lainnya itu juga akan tampil Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Prof Dr I Made Titib dengan makalah berjudul "Membangun Semangat Persaudaraan, Menjaga Ibu Pertiwi dan Persepektif Yoga".

Somvir menjelaskan, selain itu juga akan tampil Prof Dr H Utang Ranuwijaya, MA dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Internasional Bali-India Yoga Festival ke II, selain seminar juga diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain pementasan tari dan yoga dan kompetisi internasional yoga.

Semua kegiatan tersebut berlangsung di Markandeya Yoga City, sebuah lokasi yang hingga sekarang kondisinya masih asri di kelilingi kawasan perbukitan serta menjadi sebuah desa yang bersejarah bagi perkembangan agama Hindu dan Islam.

Banjar Gunung Sari, Desa Tegal Linggah mempunyair sejarah tersendiri, yakni pernah disinggahi oleh Rsi Markandeya dari India sebelum meletakkan batu pertama pembangunan Pura Besakih, tempat suci umat Hindu terbesar di Pulau Dewata, tutur Dr Somvir.

PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT: YOGA





Islam Bisa Menerima Yoga
Print E-mail

Rabu, 04 Maret 2009 | Bali Post
IBIYF Dimulai
Islam Bisa Menerima Yoga

Denpasar (Bali Post)-
Puluhan kelompok penekun yoga dari Indonesia dan sejumlah negara sahabat sejak Selasa (3/3) kemarin mengikuti International Bali-India Yoga Festival (IBIYF). Acara dibuka Gubernur Bali diwakili oleh Karo Kesra Gusti Putu Yudi Arnawa, S.H. di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi Renon.

Pembukaan kemarin dihadiri sejumlah sulinggih termasuk Ida Pedanda Made Gunung, Bupati Gianyar Tjok Ace dan tokoh lintas agama, pimpinan asram dan guru yoga asal India, Acharya Laxmi Narayan.

Festival yang berlangsung hingga 10 Maret nanti menurut Ketua IBIYF, Dr. Somvir tiap pagi diisi dengan pelatihan yoga secara gratis di lapangan Renon. Sementara di Bali-India Foundation (BIF) dilakukan pameran buku dan lukisan yang bertemakan soal yoga.

Somvir menginginkan tiap tahun penekun yoga berkumpul di Bali untuk perdamaian dan festival. Yoga memang lahir di India dan Bali tempat yang bagus untuk yoga. Ia mengharapkan festival ini bisa diikuti masyarakat Bali karena bertemakan yoga untuk kesehatan dan perdamaian.

Tokoh Islam dari Univ. Negeri Islam Jakarta Prof. Dr. H. Salman Harun saat menjadi pembicara tunggal menegaskan bahwa Islam tak ada masalah dengan yoga. Yoga adalah pandangan hidup dan mengajak orang berbuat kebaikan. Ini sejalan dengan ajaran Islam. Kita dilahirkan penuh dengan perbedaan bukan untuk saling membunuh melainkan saling mengenal dan harmoni. Makanya ia menegaskan Islam menerima yoga apalagi misinya perdamaian karena arti Islam sendiri adalah damai. Hanya saja ia akui citra Islam berubah dicap sebagai teroris karena perubahan mainset oknum tertentu. 'Keimanan bukan urusan manusia saat ini tapi nanti di sisi Tuhan,' ujarnya seraya mengajak umat untuk tak saling menghujat agama lain.

Sementara itu Ketua Yayasan BIF Prof. Dr. I Nyoman Sirtha memaparkan festival yang kali pertama diadakan BIF ini untuk menggairahkan yoga di kalangan masyarakat dan membantu perkembangan pariwisata spiritual di Bali. Yoga selain baik bagi kesehatan, juga bisa dijadikan media untuk mengumpulkan devisa negara.

Acara pembukaan semalam makin meriah berkat penampilan 20 menit Didik Nini Thowok dengan tari 'Panca Muka' untuk memberi pesan bahwa yoga itu sangat universal.

Agenda IBIYF hari ini, Rabu (4/3) diadakan festival yoga oleh klub yoga se-Indonesia di Bajra Sandhi. Kamis (5/3) di BIF digelar seminar bertemakan Yoga dan pluralisme serta pandangan Islam tentang perdamaian. (025/*)


SAFARI RAMADAN 2011 CAPE TOWN (1)

19 August 2011, 12:19
Kampret 505's Avatar
Banned

Join Date: Mar 2011
Posts: 15,968
Thanks: 1
Thanked 150 Times in 125 Posts
Kampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top memberKampret 505 super top member
Default KJRI Cape Town Rayakan HUT RI Bersama ABK

Quote:

Meski jauh, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan (Afsel), berusaha merayakan HUT ke-66 kemerdekaan RI dengan penuh khidmat.

Kesibukan menyambut peringatan 17 Agustus atau lebih dikenal dengan 17-an, telah tampak di KJRI Cape Town sejak pekan ketiga Juli lalu. Setiap akhir pekan, KJRI melakukan latihan baris-berbaris untuk pasukan pengibar bendera (paskibra). Mereka adalah putra-putri diplomat Indonesia yang bertugas.

Pada Rabu (17/8) pagi waktu setempat, halaman gedung KJRI Cape Town yang telah bernuansa merah putih, tampak dipenuhi masyarakat Indonesia yang bermukim di kota tersebut. Termasuk diantaranya, , termasuk lebih seratus Anak Buah Kapal (WNI-ABK) dari berbagai kapal penangkap ikan asing yang kapalnya sedang berlabuh di pelabuhan Table Bay, Cape Town.

“Kehadiran para WNI-ABK pada peringatan HUT Kemerdekaan ini merupakan upaya KJRI dengan mengirimkan surat kepada para agen serta kapten kapal tempat mereka bekerja,” tutur Konsul Jendral (Konjen) RI untuk Cape Town, Sugie Harijadi, dalam rilis kepada INILAH.COM.

Selain masyarakat Indonesia, juga hadir beberapa kawan yang merasa memiliki ikatan batin dengan Tanah Air. Seperti rektor, dosen dan lain-lain yang berasal dari komunitas Cape Malay. Juga orang-orang Belanda yang pernah tinggal di Indonesia pada masa penjajahan.

“Mereka hadir atas atas permintaan sendiri kepada saya, agar bisa diundang untuk mengikuti upacara sekaligus turut merasakan perjuangan bangsa Indonesia,” lanjut Sugie.

Antusiasme para WNI-ABK ini tak berhenti di situ saja. Mereka minta agar diizinkan tinggal di wilayah kantor KJRI agar bisa mengikuti upacara penurunan bendera, sore harinya. Usai upacara tersebut, diadakan potong tumpeng sambil menanti buka puasa.

Peringatan kemerdekaan dilengkapi dengan siraman rohani oleh Profesor Salman Harun Ahmad, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga ahli tafsir Al Quran.
Reply With Quote

ISLAMIC WORLDVIEW


Reporter: Muhammad Nurdin

Auditorium, BERITA UIN Online - World of view merupakan hasil akhir dari pandangan seseorang yang akan menjadi prinsip. Pandangan tersebut didapat dari berbagai asumsi seseorang tentang suatu benda atau kekuatan. Pandangan tersebutlah yang akan menjadi prinsip seseorang, misalnya pandangan tentang adanya Tuhan, alam semesta, dan hari akhir.

Hal itu dipaparkan Guru Besar FITK UIN Jakarta Prof Dr Salman Harun MA pada acara kuliah umum bertema “Islam sebagai World of View” yang diselenggarakan UIN Jakarta di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Sabtu (15/10).

Menurut Salman, setiap orang harus memupuk prinsip hidup yang sesuai dengan nilai-nilai Islam sejak dini. Prinsip hidup penting untuk menjadi pedoman sehingga hidupnya menjadi terarah dan selalu dalam jalan kebenaran.

Seorang Muslim, lanjut Salman, harus memiliki pandangan ketuhanan yang benar. Dalam Islam, fungsi Tuhan ada tiga, yakni mencipta, memelihara, dan memanggil. Pertama, mencipta dari tidak ada menjadi ada. Adanya alam semesta menandakan adanya sang pencipta yakni Allah.

Kedua, memelihara sistem yang ada di jagat raya. Ia melanjutkan, alam ini sudah ditentukan oleh Allah, ketentuan ini sering disebut dengan sunnatullah. Sunnatullah merupakan ketentuan yang tidak bisa diubah oleh tangan manusia. Sunnahtullah itu mencakup hukum alam fisik, sosial, dan masyarakat. Dalam sejarah, ada segolongan kaum yang melanggar sunnatullah yakni kaum Nabi Luth. Mereka kufur (menyalahkan kodrat) sunnatullah, sehingga Allah menimpakan bala penyakit.

Ketiga, memanggil atau menarik. Bagi Salman, logam yang ditarik oleh magnet, dan adanya hukum gravitasi bumi menandakan adanya suatu kekuatan besar yakni Allah. Ia mengibaratkan, hidup di dunia layaknya orang yang bepergian meninggalkan kampung halaman dan sanak famili, setelah itu kembali lagi. Begitulah hubungan manusia dengan Allah yang sewaktu-waktu akan kembali lagi. “Jika dipanggil sang pencipta kapan-pun dan dimana saja kita berada, kita harus siap. Oleh karena itu sebaik-baik bekal adalah taqwa,” ujarnya.

Kuliah umum yang diselenggarakan setiap Sabtu ini merupakan yang kelima kalinya. Acara ini bertujuan memberikan wawasan keislaman dan kebangsaan bagi warga asrama mahasiswa UIN Jakarta (Asrama Putera, Asrama Puteri, dan Ma’had Aly). Selain itu, acara juga ditujukan untuk membekali pengetahuan mahasiswa baru agar mampu berkomentar tentang isu-isu keislaman dan kebangsaan. Turut hadir dalam kuliah umum Kepala Bagian Kemahasiswaan Drs Ja’far Sanusi, Wakil Kiai Ma’had Aly Dr Uthob Thobrani Lc MCL, dan para musyrif.

Minggu, 25 Desember 2011

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2010 (6)

Pertama Kali Gema Takbir Dikumandangkan di KJRI Cape Town

13 September 2010

Pada hari Jumat, 10 September 2010, masyarakat muslim Indonesia yang berdomisili di Cape Town dan sekitarnya berduyun-duyun menuju KJRI Cape Town di 124 Rosmead Avenue untuk menunaikan ibadah Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1431 H yang diselenggarakan di Gedung KJRI Cape Town, yang dibeli oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2008.

Sholat Idul Fitri tersebut selain merupakan puncak kegiatan Safari Ramadhan 1431H di Cape Town, juga merupakan Sholat Idul Fitri pertama yang dilaksanakan oleh masyarakat muslim Indonesia di Cape Town dan sekitarnya, di Gedung KJRI di Cape Town.

Keputusan untuk menyelenggarakan sholat Idul Fitri di KJRI diambil oleh Konsul Jenderal RI di Cape Town, sejak menjelang bulan Ramadhan 1431 H, tepatnya setelah menyimak bahwa dalam melaksanakan ibadah Sholat Hari Raya Idul Fitri selama ini para pejabat dan staf KJRI serta masyarakat muslim Indonesia terpencar di beberapa masjid yang berada di Cape Town dan sekitarnya, padahal Pemerintah RI telah membeli gedung dengan fasilitas aula luas di tingkat pertama yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan masalah pembinaan dan perlindungan WNI/BHI di wilayah kerjanya. Sehubungan dengan hal ini, Konsul Jenderal RI secara khusus mengundang Prof. Dr. H Salman Harun Ahmad, Dosen dan Ahli Tafsir Alquran dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengisi kegiatan Safari Ramadhan 1431 di Cape Town dan sekaligus menjadi Imam dan Chatib pada Sholat Idul Fitri.

Pada hari Kamis, 9 September 2010, setelah sholat isya, Konsul Jenderal RI beserta suami dan seluruh pejabat dan staf KJRI beserta keluarga, dengan dipimpin oleh Prof. Dr. H Salman Harun Ahmad, mengumandangkan takbir di KJRI hingga menjelang tengah malam, guna menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H.

Kumandang takbir di KJRI Cape Town, dilanjutkan oleh masyarakat muslim Indonesia pada tanggal 10 September 2010 sejak jam 08:00 menjelang Sholat Idul Fitri.

Tepat jam 08:30 dipimpin oleh Prof. DR. H Salman Harun Achmad dengan khusyuk dan khidmat masyarakat muslim Indonesia termasuk para Anak Buah Kapal (ABK) RI yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan, yang kapalnya sedang bersandar di Pelabuhan Cape Town melakukan Sholat Idul Fitri.

Meskipun jauh hari sebelumnya pihak KJRI secara tertulis telah memintakan izin bagi para ABK agar mereka dapat merayakan Hari Idul Fitri bersama KJRI di Cape Town, namun mengingat Hari Raya tersebut jatuh pada hari kerja, maka tidak semua ABK dapat merayakan hari bahagia ini, karena adanya keberatan dari beberapa perusahaan yang mengelola kapal-kapal tempat para ABK bekerja.

Meski demikian, KJRI di Cape Town paling tidak telah dapat turut membahagiakan sekitar 100 ABK, yang secara khusus telah disediakan angkutan dari pelabuhan Cape Town ke KJRI, dimana setelah melakukan Sholat Idul Fitri untuk menunggu waktu halal bihalal di Wisma Konsul Jenderal, rombongan ABK tersebut sempat menikmati berwisata keliling kota Cape Town.

Selanjutnya bertempat di Wisma Konsul Jenderal RI di 56 Edinburgh Drive, Bishopscourt, Cape Town, pada pukul 13:00 seluruh masyarakat RI termasuk para ABK berhalal bihalal dengan Konsul Jendral RI beserta suami dan seluruh pejabat dan staf KJRI beserta keluarga yang dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama.

Menyadari bahwa KJRI di Cape Town merupakan satu-satunya Perwakilan Konsuler di Afrika Selatan dari Negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, pada sore hari tanggal 10 September 2010 tersebut, Konsul Jenderal RI di Cape Town, Sugie Harijadi beserta suami telah menyelenggarakan open house untuk Consular Corp dan Friends of Indonesia. Nampak hadir dalam halal bihalal sore ini antara lain adalah Konsul Jenderal AS di Cape Town, Albertha G.J. Mayberry Ph.D; Konsul Jenderal Madagascar di Cape Town; Direktur UNHCR Wilayah Cape Town dan Baron & Baroness Baretzky, pengusaha berkebangsaan Belgia.

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2010 (5)

Kegiatan Safari Ramadhan 1431 H di Cape Town

07 September 2010

Pada Sabtu, 4 September 2010, Konsul Jenderal RI di Cape Town menyelenggarakan Acara Buka Puasa dan Sholat Tarawih bersama dengan para Anak Buah Kapal RI (ABK-RI) yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan, yang sedang bersandar di pelabuhan Cape Town.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 150 orang ABK-RI tersebut berlangsung di salah satu ruangan bengkel kapal di pelabuhan Cape Town. Selain Konsul Jenderal RI di Cape Town, acara tersebut juga dihadiri oleh seluruh Pejabat Fungsi dan Staf KJRI di Cape Town. Bertindak sebagai Imam dan Khatib dalam sholat berjamaah adalah Prof. DR. H. Salman Harun Ahmad Dosen dan Ahli Tafsir Alquran dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang khusus didatangkan dari tanah air untuk mengisi kegiatan Safari Ramadhan.

Sekalipun acara tersebut diselenggarakan di ruangan bengkel kapal, namun karena dilaksanakan secara ikhlas dan dengan tujuan yang mulia, acara dapat berlangsung dengan sangat bermakna, yaitu memberikan siraman rohani kepada para ABK-RI yang karena pekerjaannya sangat memerlukan siraman dan santapan untuk rohani serta mentalnya.

Terkait kegiatan Safari Ramadhan di KJRI di Cape Town yang pelaksanaannya diawali pada hari Jumat, tanggal 14 Agustus 2010 yang lalu; Konsul Muda Bidang Sosial Budaya, Erry Kananga menginformasikan bahwa Konsul Jenderal RI di Cape Town sangat menaruh perhatian terhadap masalah Pembinaan Masyarakat RI serta Perlindungan WNI/BHI di wilayah kerjanya. Dalam kaitan itulah KJRI di Cape Town meluncurkan Program Safari Ramadhan yang dilaksanakan selama bulan suci Ramadhan 1431 H, dengan kegiatan berbentuk Buka Puasa dan Sholat Tarawih bersama yang diselenggarakan di Aula KJRI pada setiap hari Jum’at bagi para WNI Muslim termasuk ABK-RI yang berdomisili di Cape Town dan sekitarnya, serta kunjungan ke pelabuhan-pelabuhan yang merupakan kantong-kantong para ABK-RI , dilakukan setiap akhir minggu.

Kehadiran Prof. Salman Harun di Cape Town selama bulan Ramadhan ini sangat membantu KJRI di Cape Town dalam mengisi Program Kerjanya di beberapa bidang, yaitu terkait dengan Pembinaan Masyarakat RI serta Perlindungan WNI/BHI yang dilaksanakan oleh Fungsi Konsuler pada setiap hari Jumat di KJRI serta pada akhir pekan di beberapa pelabuhan yang menjadi konsentrasi para ABK-RI; sedangkan yang terkait dengan promosi sosial budaya dilaksanakan oleh Fungsi Sosbud melalui program kunjungan ke berbagai Mesjid, Pesantren dan beberapa Perguruan yang ada di wilayah kerja, dalam hal mana di tempat-tempat tersebut Prof. Salman Harun diundang sebagai pembicara yang membawakan substansi mengenai Kehidupan Masyarakat Islam di Indonesia serta Praktek Kerukunan Beragama di Indonesia. Selain itu, juga melalui wawancaranya dengan beberapa media, baik media cetak maupun radio.

Selanjutnya, pada Hari Minggu, tanggal 5 September 2010, bertempat di Wisma Indonesia, Konsul Jenderal RI di Cape Town telah pula menyelenggarakan Acara Buka Puasa dan Tarawih Bersama dengan para Tokoh di Cape Town. Acara yang berlangsung sederhana namun bermakna tersebut menghadirkan 10 tokoh muslim dari berbagai kalangan (beserta isteri/suami), yaitu Ketua dan beberapa anggota Parlemen Daerah; Ulama (Moslem Judicial Council/ MJC); Sivitas Akademika; Pengusaha/CEO; LSM dan Jurnalis.

Puncak kegiatan Safari Ramadhan akan dilaksanakan pada Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1432 H yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat tanggal 10 September 2010, melalui penyelenggaraan Sholat Idul Fitri yang diselenggarakan di Aula KJRI di Cape Town, dengan Imam dan Khotib Prof. DR. H. Salman Harun Ahmad. Diharapkan, Sholat Idul Fitri tersebut dapat mengakomodasi seluruh Masyarakat RI (muslim) yang berdomisili di Cape Town dan sekitarnya yang ingin menunaikan Sholad Idul Fitri bersama.

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2011 (4)

Wednesday, 31 August 2011

MEMANFAATKAN JUM’AT TERAKHIR BULAN RAMADAN 2011 UNTUK PERERAT SILATURAHMI MASYARAKAT RI DI CAPE TOWN

Kegiatan Safari Ramadan 2011 yang dilaksanakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town sejak tanggal 15 Agustus 2011, menjelang berakhir. Sebagaimana disampaikan oleh Konsul Jenderal RI di Cape Town, Ny. Sugie S. Harijadi, bahwa program Safari Ramadan yang ia selenggarakan di wilayah kerja KJRI Cape Town memiliki dua aspek (tujuan), yaitu aspek internal adalah dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan dan perlindungan masyarakat Indonesia di wilayah kerjanya, sedangkan secara eksternal adalah sebagai pelaksanaan tugas di bidang promosi, yang dalam kaitan ini adalah promosi ilmu pengetahuan tentang budaya Islam di Indonesia.

Untuk kedua tujuan itulah, sejak Bulan Ramadan 2010, selaku Kepala Perwakilan RI di Cape Town, Konsul Jenderal mencanangkan pelaksanaan kegiatan Safari Ramadan dalam rencana kerjanya. Atas bantuan Prof. Dr. Azyumardi Azra, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia berhasil mengundang seorang Pakar di bidang Tafsir Al-Qur’an, yaitu Prof. Dr. Salman Harun, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk mengisi kegiatan termaksud. Sedangkan di wilayah kerjanya, untuk mengimplementasikan program internal tersebut ia memperoleh dukungan dari seluruh keluarga besar KJRI di Cape Town, dari masyarakat Indonesia di wilayah kerja serta dari International Traffic Workers Federation/ITF; sementara itu, untuk melaksanakan program eksternal, ia memperoleh kerjasama yang baik dari berbagai pihak antara lain dari universitas, madrasah, masjid, think-tank dan komunitas setempat.

Agar pengenalan budaya Islam Indonesia di wilayah kerja KJRI di Cape Town yang diawali dengan Safari Ramadan pada tahun 2010 yang lalu berkesinambungan, maka pada kegiatan Safari Ramadan tahun 2011 ini pun KJRI di Cape Town berketetapan menghadirkan Prof. Salman Harun. Demikian halnya dalam rangka pembinaan masyarakat Indonesia di wilayah kerja, sebagai ahli tafsir Al-Qur’an, Prof. Salman mampu menggugah kesadaran masyarakat Indonesia di wilayah kerja tentang perlunya keseimbangan antara dunia dan akhirat (bekerja dan beribadah).

Sebelum acara puncak dan sekaligus penutupan kegiatan Safari Ramadan 2011 yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 2011 (sehari sebelum 1 Syawal 1432 H); pada hari Jum’at malam, tanggal 26 Agustus 2011 yang lalu, KJRI di Cape Town telah menyelenggarakan kegiatan buka dan tarawih bersama masyarakat Indonesia di Cape Town.

Acara silaturahmi yang dihadiri oleh hampir seluruh keluarga besar KJRI dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Cape town ini, berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Sebagaimana kegiatan sebelumnya, semua keluarga yang hadir masing-masing membawa hidangan tajilan, sementara itu KJRI di Cape Town menyiapkan hidangan utama berupa Nasi Soto Betawi komplit.

Sebelum shalat tarawih dimulai Prof. Salman Harun yang sekaligus juga bertindak sebagai imam dalam sholat memberikan siraman rohani, yang diawali dengan menyampaikan kesannya selama menjalankan kegiatan Safari Ramadan di wilayah kerja KJRI di Cape Town, di mana ia mendapatkan pengalaman yang beragam dan berharga, utamanya dari kegiatan ceramah dan kuliah yang dilakukan di masjid, madrasah, universitas, dan komunitas setempat, dengan audiens yang beragam; yaitu mulai dari anak-anak, remaja, murid pesantren putri yang selama ceramah dilakukan mereka mendengarkan dari balik tabir, hingga warga senior setempat. Dari pengalaman itu, Prof Salman merasakan manfaat program Safari Ramadan yang dicanangkan oleh Konsul Jenderal RI di Cape Town di wilayah kerjanya tersebut, yaitu selain untuk promosi mengenai budaya Islam di Indonesia, juga sangat berguna untuk mempererat hubungan antara masyarakat di Afrika Selatan di wilayah kerja KJRI dengan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Salman, manfaat itu secara nyata dirasakan ketika ia mendengar secara langsung dari beberapa masyarakat setempat yang bersimpati kepada Indonesia karena banyak dari mereka yang nenek moyangnya berasal dari Indonesia dan merasakan masih adanya ikatan dengan Indonesia negeri asal usul nenek moyang mereka.

Selanjutnya, Prof Salman menyampaikan inti dari siraman rohani yaitu tentang relevansinya ayat-ayat Al-Qur’an dengan isu-isu terkini. Terutama tentang penciptaan alam semesta dan manusia, yang diuraikannya bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan semua hal yang ada di muka bumi ini, mulai dari penjelasan rasional atas teori Big Bang sampai dengan diciptakannya manusia pertama (Adam) dan hakikat kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Menurut Profesor Salman, semua kejadian yang dikabarkan dalam Al-Qur’an tersebut menjadi bukti bahwa Al-Qu’ran pada dasarnya selalu relevan dengan kehidupan umat manusia. Silaturahmi hari itu, ditutup dengan Shalat Tarawih berjamaah.

Diharapkan melalui kegiatan Safari Ramadan yang telah dilaksanakan sejak bulan Ramadan tahun 2010, silaturahmi yang terjalin antar masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI di Cape Town semakin meningkat.

Sebelum meninggalkan halaman KJRI di Cape Town, Konsul Jenderal menyampaikan kepada semua yang hadir bahwa sebagai Kepala Perwakilan ia sangat senang melihat bahwasanya silaturahmi antara KJRI dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di wilayah kerjanya semakin meningkat. Walaupun jumlah WNI di wilayah kerjanya yang tercatat hanya 70 orang dan sebagian besar adalah keluarga KJRI di Cape Town, tetapi hal itu tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas KJRI di bidang pelayanan pembinaan dan perlindungan kepada WNI di wilayah kerjanya yang harus diberikan sebaik mungkin oleh KJRI terhadap mereka. Namun demikian, mengingat Cape Town adalah kota pelabuhan di mana kapal kapal asing silih berganti merapat di pelabuhan tersebut dengan membawa WNI yang bekerja di kapal itu sebagai Anak Buah Kapal yang jumlahnya mencapai 3000 orang maka hal inipun tidak mengurangi kegiatan pelayanan dan bantuan yang harus diberikan sebaik mungkin oleh KJRI terhadap mereka. (Cape Town, 27 Agustus 2011)

SAFARI RAMADAN CAPE TOWN 2010 (3)

Cendekiawan Muslim Indonesia Memukau Civitas Akademika di Cape Town

Senin, 20 September 2010

Cendekiawan Muslim Indonesia Memukau Civitas Akademika di Cape Town
Melalui penjelasannya mengenai Mukjizat Al-Qur’an, Prof. DR. H. Salman Harun Ahmad, Dosen dan Ahli Tafsir Al-Qur’an dari UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta berhasil mengundang decak kagum cendekiawan, pengajar serta mahasiswa muslim di Cape Town. Hal tersebut berlangsung pada Kamis, 16 September 2010 dalam kesempatan ceramah umum yang diselenggarakan atas kerja sama KJRI di Cape Town dengan International Peace Varsity of South Africa (IPSA), Cape Town. Ceramah umum tersebut merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan promosi sosial budaya Indonesia, khususnya pengenalan kehidupan Masyarakat Muslim di Indonesia, kepada masyarakat setempat di wilayah kerja KJRI.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Rektor IPSA Salie Abrahams yang menyampaikan penghargaan kepada KJRI di Cape Town atas usahanya menjadikan acara ini terlaksana dan kepada Prof. Salman Harun atas kesediaannya untuk memberikan ceramah . Disampaikan bahwa ceramah ini merupakan salah satu upaya mempererat hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan yang telah terjalin selama ratusan tahun, dengan kedatangan Syekh Yusuf Al-Makassari Al- Bantani sebagai titik awal perkembangan Islam di Afrika Selatan. Rektor mengharapkan agar hubungan sejarah dan emosional tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut pada bidang-bidang lainnya, seperti pendidikan. Diharapkan juga bahwa hubungan antara IPSA dan KJRI di Cape Town yang telah terjalin dengan baik selama ini dapat semakin berkembang di masa yang akan datang.
Dalam ceramah yang dihadiri oleh sekitar 90 mahasiswa, jajaran pengajar IPSA (yang juga ulama), serta cendekiawan Islam setempat, Prof. Salman Harun memaparkan pemikirannya mengenai beberapa keagungan dan mukjizat Al-Qur’an, seperti ayat-ayat tentang jagat raya dari mana manusia memperoleh dukungan dalam kehidupan di dunia; persamaan derajat antara pria dan wanita; bagaimana setiap huruf hijaiyah menyusun setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna khusus; beragamnya bahasa yang mempengaruhi Al-Qur’an, dari Bahasa Romawi sampai Bahasa China; dan sebagainya. Mukjizat tersebut membuktikan bahwa Al-Qur’an sungguh merupakan wahyu Allah, bukan ciptaan manusia, dan oleh karenanya setiap muslim yang beriman harus mempercayainya.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut secara antusias oleh para peserta ceramah.
Sebagai penutup acara, pihak IPSA menyampaikan penghargaan mereka atas ijtihad yang dilakukan oleh Prof. Salman Harun terhadap Al-Qur’an. Disampaikan bahwa pemikiran mengenai Mukjizat Al-Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam ceramah merupakan hal yang baru bagi civitas akademika maupun masyarakat muslim di Cape Town. Diharapkan civitas akademika di Cape Town maupun Afrika Selatan dapat mengikuti jejak Prof. Salman Harun membuka cakrawala baru dalam studi mengenai Islam.
Sebagai informasi, keberadaan Prof. Salman Harun sejak awal September di Cape Town adalah atas undangan Konsul Jenderal RI di Cape Town Sugie Harijadi, untuk mengisi program Safari Ramadhan yang terdiri atas siraman rohani bagi masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI di Cape Town, utamanya bagi Anak Buah Kapal (ABK-RI); dakwah pada masjid-masjid di wilayah Cape Town; serta Shalat Idul Fitri yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Gedung KJRI di Cape Town. (Sumber : KJRI Cape Town)