Senin, 26 April 2010

MATERIPEMBELAJARANTAFSIRFAKULTASTARBIYAH

MATERI PEMBELAJARAN TAFSIR
FAKULTAS TARBIYAH*
Prof. Dr. H. Salman Harun

Pendahuluan
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah adalah calon guru yang beragama dan menjunjung tinggi hukum-hukum dan nilai-nilai agama Islam. Karena itu seorang calon guru yang dihasilkan oleh Fakultas Tarbiyah, di samping harus mampu mengajarkan bidang profesinya, juga dituntut untuk mampu menginternalisasikan hukum-hukum dan nilai-nilai Islam itu kepada siswa-siswanya. Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Tarbiyah perlu dibekali dengan nilai-nilai itu.

Hukum-hukum dan nilai-nilai itu tertutama terdapat di dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu mata kuliah Tafsir seharusnya dapat berfungsi memperkenalkan dan menginternalisasikan hukum-hukum dan nilai-nilai itu secara lengkap dan utuh.

Hukum-hukum dan nilai-nilai Islam secara lengkap dan utuh terdapat di dalam S. al-Baqarah, sehingga banyak ulama mengatakan bahwa seandainya tidak terdapat surat-surat yang lain, maka Surat al-Baqarah cukup untuk menjadi pedoman umat Islam. Berdasarkan hal itu maka materi minimal mata kuliah Tafsir adalah S. al-Baqarah itu, dan ditambah S. al-Fatihah karena merupakan induk al-Qur’an. Oleh karena itu kedua surat itu mutlak dipahami oleh seluruh mahasiswa (Jurusan Pendidikan Agama Islam maupun non-PAI). Ini adalah Tafsir I.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam perlu materi yang lebih luas, oleh karena mereka juga akan menjadi guru bidang-bidang studi agama Islam. Oleh karena itu mereka dituntut untuk tidak hanya memahami pokok-pokok ajaran Islam tetapi juga rincian-rinciannya. Seluruh pokok dan rincian terpenting ajaran Islam itu kiranya sudah dapat ditemukan di dalam S. al-Fatihah sampai dengan S. al-Ma’idah (dalam S. al-An’am, misalnya, tidak terdapat lagi hukum baru, selain hukum membunuh anak sendiri). Berdasarkan hal itu maka mahasiswa PAI minimal belajar Tafsir selama 4 semester:
- Tafsir I: S. al-Fatihah dan S. al-Baqarah (untuk seluruh mahasiswa)
- Tafsir II: S. Ali ‘Imran
- Tafsir III: S. al-Nisa’
- Tafsir IV: S. al-Ma’idah

Materi Pembelajaran Tafsir I (Surat al-Fatihah dan Surat al-Baqarah)
A. Pokok-pokok Isi Surat al-Fatihah
1. Keterpujian Allah sebagai pencipta alam (ayat 1).
2. Keterpujian Allah sebagai pengelola alam (ayat 2)
3. Keterpujian Allah sebagai “pemanggil kembali” alam (ayat 3)
4. Ikrar manusia di “hadapan”-Nya bahwa ia akan selalu mempertuhankan-Nya (ayat 4)
5. Permohonan manusia di “hadapan”-Nya agar diberi kebahagiaan di dunia dan di akhirat (ayat 5)
6. Kebahagiaan itu sebagaimana diterima oleh nabi-nabi dan orang-orang terpilih lainnya (ayat 6)
7. Dan sebaliknya, tidak dijadikan sebagai orang yang celaka dan terkutuk (ayat 7)
B. Pokok-pokok Isi Surat al-Baqarah
Tema-tema dan sub-sub tema yang dipahami dikandung Surat al-Baqarah adalah:
1. Pendahuluan: Allahlah Yang Mahatahu (ayat 1-2), karena itu
manusia di depan-Nya seharusnya menempatkan diri sebagai yang tidak tahu, dan karena itu seharusnya menerima saja apa yang disampaikan Yang Mahatahu itu selanjutnya, yaitu Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah, tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya, dan berfungsi sebagai pedoman dalam membentuk ketaqwaan. (Terlihat bahwa tema itu mendasar sekali, karena itu dipandang sebagai tema sentral Surat ini).
2. Pembagian manusia (1-29): ke dalam kelompok: muttaqin, kafir,
dan munafik beserta ciri-ciri mereka, dan ajakan agar manusia menjadi orang yang taqwa beserta alasan mengapa mereka harus taqwa.
3. Kisah-kisah (30-141): untuk dijadikan i’tibar dalam mencapai
ketaqwaan:
a. Malaikat, Adam, dan Iblis (30-39): untuk menjadi taqwa manusia harus menjauhi Iblis dan mengikuti malaikat.
b. Bani Isra’il (40-74): baik yang ada zaman Nabi Musa a.s maupun yang sampai ke zaman Nabi Muhammad saw., sama saja: membangkang. Umat Islam jangan meniru mereka.
1) Dakwah kepada Yahudi di Medinah (40-46): iman kepada
Allah dan Al-Qur’an, serta harus mengerjakan salat, zakat, dan kebajikan.
2) Kisah Bani Isra’il (47-74): tidak mau bersyukur, banyak helah, dan keras kepala..
c. Yahudi di Medinah (75-103):
1) Nabi tidak perlu terlalu bernafsu supaya mereka beriman, karena sifat mereka juga sama dengan nenek moyang mereka (75-79).
2) Keyakinan bahwa mereka hanya akan masuk neraka beberapa hari (80-82).
3) Pengakuan bahwa hati mereka tertutup (88-90).
4) Pengakuan bahwa mereka mengimani Taurat tetapi kenyataannya mereka membunuh nabi-nabi (91-92).
5) Takut mati (94-96).
6) Memusuhi Jibril (97-99).
7) Selalu melangar janji (100-101), dan
8) Mempraktekkan sihir (102-103)
9) Kaum muslimin agar mengambil pelajaran dari tingkah polah mereka (104-110):
a) tidak meniru cara-cara mereka dalam berkomunikasi dengan Nabi (104),
b) mereka tidak menginginkan umat Islam punya Kitab Suci (105), pada hal penggantian ajaran agama yang dianut masyarakat sebelumnya lumrah (106), karena Allah Mahakuasa untuk itu (107),
c) umat Islam jangan memperlakukan Nabi seperti Bani Israil memperlakukan Nabi Musa dengan banyak permintaan (108),
d) Ahl Kitab ingin umat Islam kembali lagi kafir, tetapi kaum muslimin diharap tetap memaafkan mereka (109)
e) dan tetap teguh menjalankan salat dan membayar zakat (110).
d. Yahudi dan Nasrani (111-141): Nasrani mulai disinggung (lebih banyak nanti dalam Surat Ali ‘Imran): umat Islam juga jangan meniru mereka untuk memperoleh ketaqwaan:
1) Pengakuan mereka bahwa yang masuk surga hanya Yahudi dan Nasrani, tetapi dibantah dengan menyampaikan bahwa tolok ukurnya adalah muslim dan muhsin (111-112).
2) Yahudi dan Nasrani saling meniadakan, namuan kedua golongan itu sama-sama zalim karena melarang umat Islam masuk masjid (113-114).
3) Allah Mahakuasa, tetapi mereka memandang Allah punya anak (115-117).
4) Menginginkan wahyu langsung dari Allah, tetapi itu tidak mungkin (118).
5) Yahudi dan Nasrani tidak akan senang sampai Nabi masuk agama mereka (120).
e. Nabi Ibrahim dan anak cucunya (124-134): kenabiannya, pembangunan Ka’bah, usaha melestarikan Islam pada anak cucunya.
f. Yahudi dan Nasrani (135-141): pengakuan mereka bahwa hanya mereka yang memperoleh hidayah, menyalahkan umat Islam mengenai Allah, dan menyatakan Ibrahim itu Yahudi atau Nasrani.
4.Pembinaan Umat Islam (142-283):
a. Islam Minimal (142-207): seorang muslim minimal harus
melaksanakan pesan-pesan berikut:
1) Perubahan kiblat (142-152).
2) Pemupukan kesabaran dalam berhadapan dengan yang memusuhi (153-167).
3) Nafkah halal dan baik (168-176)
4) Perlunya mengerjakan kebajikan (177): iman, pengorbanan harta, salat, zakat, menepati janji, dan tabah.
5) Hukuman setimpal bagi yang menghilangkan nyawa orang lain (dalam mencari nafkah dan tidak harmonisnya hubungan dalam masyarakat (178-179).
6) Perlunya perhatian pada orang tua dan kerabat (180-182).
7) Puasa untuk melatih etika mencari nafkah dan perhatian pada yang lemah (183-189).
8) Kemampuan membela diri dan etika peperangan (190-195).
9) Ibadat haji untuk memberikan wawasan global (196-207)
b. Islam Totalitas (kaffah) (208-283): Muslim yang melaksanakan pesan-pesan berikut adalah seorang Muslim yang sempurna:
1) Ajakan kepada yang beriman supaya memasuki Islam secara total sebelum datang penyesalan (208-210).
2) Tidak meniru Bani Israil yang walaupun telah diberi berbagai bukti kekuasaan Allah tetapi tidak patuh, dan tidak meniru orang kafir karena terpengaruh dunia (211-213).
3) Infaq sebagai ujian iman untuk masuk surga (214-215).
4) Pembelaan diri dari serangan perlu walaupun terjadi di bulan suci (216-218).
5) Menjauhi minuman keras dan judi (219-220).
6) Mengindahkan etika berkenaan perkawinan (kawin antar agama tidak boleh, dan ada aturannya mengenai talak, rujuk, idah, haid, meminang, pemeliharaan anak (221-242).
7) Kisah Bani Israil seharusnya dijadikan pelajaran bahwa maut dapat menghadang di mana-mana, karena itu jangan takut mati, dan hutangilah Allah dengan cara mengorbankan harta (143-145).
8) Kisah Bani Israil (thalut-Jalut) seharusnya dijadikan pelajaran bahwa syarat kepemimpinan itu bukan pada harta tetapi pada keunggulan ilmu dan kekuatan pisik (246-252).
9) Rasul-rasul itu punya kelebihan masing-masing, karena imani semuanya (252-254).
10) Mengakui kemahakuasaan Allah (ayat kursiy), Islam datang dari-Nya, dan Ia-lah Maha Pelindung (255-257).
11) Mengindahkan etika berkenaan keuangan (gairah berinfaq, menjauhi riba, menjaga utang piutang) (261-283).
5. Penutup (284-286): kemahakuasaan Allah, perlunya iman kepada-Nya, sikap iman dan patuh, manusia tidaak dibebani di luar kemampuannya, dan doa agar tidak dibebani beban berat, permohonan ampunan dan kasih, serta pertolongan dalam berhadapan dengan orang kafir.

Materi Pembelajaran Tafsir II (S. Ali ‘Imran)
Pokok-pokok Isi Surat Ali ‘Imran
I. Kemahakuasaan Allah, bentuk-bentuk kemahakuasaan-Nya, dan sangsi bagi yang engkar:

1. 1-4: Allah Mahakuasa (1): mahahidup, mahakukuh (2) termasuk dalam menurunkan Qur’an, dan sebelumnya Taurat dan Injil (3), dan menghukum orang yang mengingkarinya, yang akan memperoleh azab yang sangat (4).
2. 5-9: Di antara kekuasaan-Nya:
a. semuanya di mana pun, di langit atau di bumi, dijangkau pengetahuan-Nya (5);
b. Ia yang menciptakan manusia (6);
c. Ia pula yang menurunkan Qur’an yang memiliki ayat muhkamat, dan ayat mutasyabihat:
1) yang berhati bengkok mencari-cari takwil untuk timbulkan fitnah;
2) yang beratio suci yang memiliki ilmu mendalam mengimaninya (7), takut memiliki hati bengkok (8) dan takut pada Hari Kemudian (9)
3. 10-17: Yang engkar (kafir):
a. harta dan anak tidak ada gunanya (10),
b. seperti Firaun = dihukum (11),
c. Katakan Muhammad, “Kalian akan dikalahkan di dunia dan dimasukkan Jahannam di akhirat (12), seperti terjadi di Badr (13)
d. Manusia memang cinta syahwat (perempuan, anak, harta) (14), tetapi surga untuk yang taqwa lebih baik (15), yang akan diberikan kepada yang beriman yang mohon ampun (16), sabar, benar, patuh, memberi, minta ampun waktu dini hari (17).

II. Tingkahlaku Ahl Kitab

4. 18-20: Allah bersaksi tiada Tuhan selain Allah, begitu juga malaikat, dan mereka yang berilmu (18), agama yang benar hanyalah Islam, penolakan/kafir karena iri/kebencian (19); kepada yang hujat nyatakan keislaman dan ajak ahl al-kitab itu masuk Islam (20)
5. 21-22: Yang kafir, bunuhi nabi-nabi, dan bunuh mereka yang mengajak kepada kebenaran masuk neraka (21), amal mereka sia-sia (22)
6. 23-25: Ahl Kitab dipanggil ke wahyu untuk jadikan pedoman, tolak (23), karena merasa masuk neraka hanya beberapa hari (24), akan demikiankah bila Hari itu benar datang? (25)
7. 26-27: Tidak, karena Allah yang mahakuasa: memuliakan/hinakan (26), seperti halnya menciptakan siang dan malam (27) (Yahudi masa Nabi)
8. (28-32): orang mukmin tidak boleh ambil kafir pemimpin (28), jangan sembunyikan yang dalam hati (29), itu akan dibalas pasti (30), yang diperlukan justru minta mereka ikuti kita (31) dan taati Allh dan Rasul (32).
9. 33-63: Sejarah Isa:
a. Allah telah pilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, keluarga Imran (33-34)
b. Isteri Imran nazar anak laki, dapat anak perempuan, nama Maryam, dipelihara Zakariya, doa dapat anak: Yahya (35-41)
c. Maryam dapat anak: Isa, dan beliau dapat mukjizat, dakwah, tantangan (42-54),
d. Diwafatkan dan disucikan, yang iman dan engkar, sama dengan Adam, itulah kebenaran, bila bantah: mubahalah, kisah itu benar, yang engkari = fasad (55-63)
10. Seruan-seruan kepada Ahl Kitab:
a. ajakan ke ungkapan yang sama (64)
b. jangan salahkan Ibrahim (66), Muhammad benar, Ibrahim bukan Yahudi/Nasrani (67), yang terdekat kepadanya Muhammad (68), segolongan mereka berusaha sesatkan (69)
c. Mengapa engkari ayat (70); mengapa campur adukkan hak/batil (71); minta orang iman separuh hari (72); iman hanya kepada yang ikuti mereka (73), tapi Allah beri siapa yang ia kehendaki (74); mereka ada yang jujur dan tidak jujur (75) tetapi menepati janji dicintai (76) tidak tepati dimurkai (77); mereka ada yang lidahnya buat-buat wahyu (78) pada hal seorang Nabi tidak boleh minta orang sembah dia (79), juga ambil malaikat tuhan (80), Nabi-nabi itu diambil sumpahnya untuk saling iman dan tolong, yang berpaling fasiq (81-82),
d. tidak mungkin ambil agama selain Islam (83), imani semua (84), yang ambil selain Islam tidak diterima (85), tidak akan diberi hidayah dan dilaknat, kekal, kecuali yang taubat, dosa tidak bisa ditebus (86-91),
e. kebajikan beri yang terbaik (92), semua makanan halal bagi BI, kecuali yang diharamkan Israil (93), yang ada-adakan zalim (94), karena itu ikutilah agama Ibrahim (95).
f. Rumah ibadat pertama Ka’bah, wajib haji (96-97)
g. Mengapa engkari ayat Allah, Ia saksikan (98)
h. Mengapa halangi jalan Allah padahal saksikan kebenaran (99)

III. Pembinaan Umat Islam

11. Seruan kepada yang iman:
a. bila ikuti ahl Kitab kembalikan ke kafir, bagaimana kafir pada hal ada ayat dan ada Rasul (100-101)
b. Persatuan dan keuntungannya (102-109), umat Islam terbaik, ahl kitab hina (110-112), tetapi Ahl kitab tidak sama, ada yang iman (113-117)
c. Tidak ambil orang luar sebagai orang kepercayaan, karena kebencian mereka dalam (118), kalian mencintai mereka tetapi mereka sebaliknya dan senang kalian dapat celaka (119-120).
12. Pendahuluan Perang Uhud dibanding Badar (121-189):
a. Berangkat perang dan penempatan pasukan (121)
b. Pembelotan sebagian: Abdullah bn Ubayy (122)
c. Percayalah bantuan Allah (seperti dalam perang Badar) jangan patah semangat dan emisonal karena pembelotan itu, semua milik Allah (123-129)
d. Larangan riba (130-132)
e. Cepat cari keampunan (133-136)
13. Naikkan semangat Perang Uhud
a. Sunnah Allah jadikan pedoman (137-138)
b. Jangan rasa tidak berdaya dan sedih (139)
c. Sama-sama terluka (140)
d. Untuk uji iman dan hancurkan kafir (141)
e. Surga diperoleh dengan perjuangan, syahid (142-143)
f. Jangan terpengaruh isu Nabi tewas, perjuangan bukan karena seseorang, dan kematian ditentukan Allah, karena itu tirulah umat terdahulu yang berperang membela nabi mereka (144-148)
g. Orang kafir jangan diikuti, karena akan kembalikan kafir, pelindung (yang diikuti) Allah, yang kafir akan dihingapi ketakutan (149-151)
h. Kalian akan selalu dapat kalahkan kafir, kecuali bila berpecah (152)
i. Lari dan tidak gubris panggilan Nabi (153)
j. Yang iman diberi rasa tenteram dan kesempatan lelap, sedang yang bersalah menyesal (154).
k. Itu karena digelincirkan syaitan (155)
l. Seruan kepada yang iman untuk tidak seperti kafir yang sesali kematian saudara, mati di jalan Allah lebih baik dari apa saja, dan kembalinya kepada Allah (156-158)
m. Nabi harus berlaku lembut, tawakal (159-160)
n. Nabi tidak mungkin curang, ia cari rida Allah, iman itu bertingkat, dikirim sebagai karunia Allah untuk bacakan ayat (161-164)
o. Menyesali Allah karena kalah? Padahal sudah 2x lipat (165), Musibah karena sendiri, izin Allah untuk tahu yang mukmin (166), juga untuk tahu yang munafik, yaitu yang sesali pergi mati, tetapi syahid itu surga (167-168)
p. Yang tewas itu hidup dan gembira (169-171), yaitu yang perkenankan seruan Allah, tambah iman mereka dengan ancaman, dapat nikmat (172-174)
q. Yang takut-takuti = syaitan (175)
r. Jangan sedih dengan kekafiran mereka (176), kekafiran tidak rusak Allah, jangan sangka itu baik bagi mereka (177-178)
s. Allah tidak biarkan kaum mukmin demikian, yang ghaib tidak bisa diketahui: hati manusia dan yang akan terjadi (179)
14. Yang bakhil jangan sangka baik (180), Allah dengar yang menuduh-Nya miskin (181), itu karena dosa mereka (182), yang menyatakan akan iman bila nabi kurbannya dimakan api (183), mereka membangkang biasa (184).
15. Yang bernyawa pasti mati (185), akan diuji harta dan diri dan akan mendaqpat ucapan tidak baik (186).
16. Janji Ahl Kitab akan jelaskan dan tidak sembunyikan wahyu, mereka gembira dan ingin diuji atas perbuatan yang tidak dikerjakan (187-188).

IV. Penutup (kekuasan Allah, seikap kafir dan Ahl Kitab yang iman, dan seruan)

17. Kemahakuasaan Allah di alam (189) dan sikap Ulul Albab (190-195)
18. Jangan terperdaya oleh keunggulan yang kafir, sementara, dan tempat Jahanam, yang taqwa surga (196-198)
19. Ahl Kitab ada yang benar-benar beriman (199)
20. Kaum yang beriman agar meningkatkan ketabahan dan persatuan (200)

Tafsir III
Pokok-pokok Isi Surat al-Nisa’

1. 1: fungsi laki dan pr dalam pengembangbiakan manusia, karena itu mereka harusnya ingat bahwa mereka satu darah/keluarga
2. 2-10: yatim:
- 2: harta mereka dijaga, bila dikawini dihormati seperti perempuan terhormat (bayar mahar).
- 3: Kawini perempuan terhormat boleh sampai empat dengan syarat adil, bila tidak satu saja.
- 4: kawini perempuan terhormat harus bayar mahar
- 5: harta anak yatim jangan diberikan bila mereka masih belum mampu mengelola, tetapi pangan sandang mereka harus dijamin dengan harta itu
- 6: harta anak yatim diberikan bila sudah dewasa, sementara itu wali harus mengelolanya dan boleh mengambil sekedar perlu
- 7: laki atau pr berhak atas warisan
- 8: kerabat, yatim, dan miskin yang hadir waktu pembagian diberi
- 9: orang tua seharusnya meninggalkan harta untuk bekal anak
- 10: makan harta anak yatim sama artinya makan api neraka
3. 11-14: warisan
- 11: anak laki 2x pr, ayah ibu 1/6 bila ada anak, 1/3 tidak ada, ibu 1/6 bila ada saudara
- 12: suami ½ atau ¼, isteri ¼ atau 1/8, saudara lk/pr 1/6 atau 1/3 bersama
- 13: hukum Allah laksanakan
- 14: yang membangkang masuk neraka
4. 15-18: zina
- 15: pr: saksikan, tahan di rumah
- 16: laki-laki: bila tobat diperhinakan
- 17: taubat hanya bagi yang tersalah dan cepat sadar
- 18: taubat dekat ajal tidak diterima
5. 19-28: menikahi pr
- 19: jangan warisi pr, dan jangan disudutkan mereka mengembalikan mahar
- 20: bila menceraikan isteri jangan ambil kembali mahar dari mereka sedikit pun
- 21: sebab sudah pernah hidup menyatu
- 22: jangan nikahi perempuan yang dinikahi ayah
- 23: perempuan-perempuan yang haram dinikahi karena hubungan darah, semenda, dan penyusuan
- 24: juga perempuan bersuami, kecuali budak, dan boleh mencari isteri terbaik dengan maksud membangun rumahtanga dan dibayar maharnya
- 25: bila tidak mampu membayar mahar boleh mengawini budak, maharnya ringan, tetapi dengan izin wali, dan tidak untuk tujuan berzina atau isteri simpanan. Namun menghindarinya lebih baik
- 26: Allah menjelaskan dan menunjukkan
- 27: Allah memberikan kemaafan (dengan kawini budak), tidak untuk orang yang ingin mengumbar nafsu
- 28: Allah meringankan karena manusia lemah
6. 29-33: etika cari nafkah
- 29: tidak dengan cara batil melainkan melalui perdagangan
- 30: yang melanggarnya masuk neraka
- 31: menjauhi dosa besar akan diimbali Allah
- 32: jangan iri, karena laki dan pr punya bagian masing-masing
- 33: tiap harta/orang ada ahli waris
7. 34-35: kelebihan laki-laki
- 34: laki menjadi pemimpin bila memiliki kelebihan potensi dirinya dan hartanya; perempuan berkewajiban taat dan menjaga diri dan harta; yang akan nusyuz dinasehati, dijauhi, dipukul
- 35: bila dikuatirkan mereka bercerai, kirim penengah dari masing
8. 36-42: bantuan
- 36: sembah Allah kemudian bantu orang tua, kerabat, yatim, miskin, tetangga dekat, jauh, teman sejawat, anak jalan
- 37: yang kikir, ajak kikir dan menyembuniyikan karunia Allah adalah kafir dan masuk neraka
- 38: juga yang riya dan tidak iman kepada Allah dan Hari akhir, adalah teman syaitan
- 39: apa halangan bagi manusia untuk beriman kepada Allah dan hari akhir dan berinfaq?
- 40: Allah tidak zalim: kebaikan pasti dilipatgandakan dan pahalanya besar
- 41: nanti setiap Nabi akan menjadi saksi bagi umatnya atas kebaikan mereka dan Nabi Muhammad bagi semua manusia
- 42: waktu itu orang yang kafir dan membangkang (tidak berbuat baik) minta diratakan saja dengan tanah supaya tidak mempertang- gungjawabkan perbuatannya
9. 43: himbauan untuk tidak salat dalam keadaan mabuk atau junub sampai bersuci kecuali ketiadaan air
10. 44-57: minta Mhd melihat bagaimana Ahl Kitab:
a. 44-45: membeli kesesatan dan menginginkan kalian sesat; Allah tahu musuh kalian;
b. 46: mengubah-ubah ayat Allah, mendengar tapi tidak melaksanakan, dan berolok-olok
c. 47-48: diajak beriman supaya wajah tidak diperburuk dan tidak dilaknat; syirik tidak diampuni.
d. 49-50: merasa diri bersih; mengada-adakan kebohongan atas Allah
e. 51: diberi Kitab tetapi iman kepada Jibt dan Taghut:
- 52: mereka dilaknat
- 53: bila mereka punya kekuasaan akan kikir!
- 54: mereka dengki, tetapi Allah telah memberi keluarga Ibrahim Kitab, hikmah, dan kerajaan besar
- 55-57: Ada yang iman dan ada yang kafir; yang kafir neraka; yang iman surga
11. 58-104: Allah meminta agar orang beriman menunaikan amanat:
a. 59: agar menaati Allah dan rasul
b. agar melihat Ahl Kitab:
- 60: mengaku iman tetapi mengambil taghut sebagai hakim;
- 61: diajak patuhi Allah dan Rasul tetapi malahan menghadang
- 62: bila sudah ditimpa musibah tidak akan bisa berhelah lagi
- 63: Nabi harus bersikap tegas dan mengingatkan
- 64: Rasul untuk ditaati dan bisa mintakan keampunan
- 65: tidak akan disebut beriman sebelum jadikan Rasul sebagai hakim
- 66: diminta menyiksa diri tidak mau
- 67-70: bila patuh akan berbahagia: di surga bersama Nabi dll.
c. 71-76: agar selalu waspada dan tidak ragu dalam berjuang
d. agar melihat Ahl Kitab:
- (77-80) mengajak orang untuk tidak perang karena takut mati, pada hal kematian itu mengejar ke mana-mana dan manusia itu menentukan nasibnya sendiri.
- (81-82): menyatakan setia tetapi di balik itu membuat rencana-rencana jahat, pada hal Al-Qur’an jelas kebenarannya.
- (83): Cepat gempar, pada hal bila dikembalikan kepada Rasul dan pemimpin persoalan akan menjadi jelas.
e. (84-87): agar berjuang sendiri atau gerakkan kaum mukmin, rintisan akan dihargai, dan kehormatan akan diperoleh, dan di akhirat akan disempurnakan.
f. (88-91): agar tidak ada sikap mendua di kalangan kaum mukminin terhadap munafikin, karena mereka tetap menginginkan kalian menjadi kafir kembali, kecuali terhadap mereka yang ada perjanjian persahabatan, dan terhadap mereka yang memohon keselamatan.
g. (92-94): tidak boleh membunuh sesama mukmin, terjadi hanya karena keliru; tidak boleh memerangi orang yang sudah menyatakan Islam.
h. (95-100): tidak boleh duduk-duduk saja tidak sama, bahkan yang tidak berdaya sekalipun harus cari negeri lain.
i. (101-104): dalam peperangan pun harus salat, dan harus agresif.
j. (105-121): jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman, yang khianat, menentang Rasul, syirik, akan masuk Jahannam; (122-126): yang iman akan masuk surga.
k. (127-134): perlakukan perempuan yatim dengan baik bila mengawini mereka, dan bersikap adil terhadap isteri-isteri, bila tidak, Allah Mahakuasa.
l. (135): tegakkan kebenaran sekalipun terhadap keluarga
m. (136-143): iman dengan baik, jangan munafik: mengambil yang kafir sebagai wali, mengolok-olokkan Al-Qur’an, menunggu-nunggu kesempatan untuk menjatuhkan, menipu, dan ragu-ragu.
n. (144-147): Jangan ambil kafir sebagai wali karena tempat mereka di kerak neraka, dan bersyukurlah dan berimanlah.
o. (148-152): jangan ucapkan kata-kata buruk terutama kata kafir: yang kafir dan iman ada balasan masing-masing. (152-162) contoh ucapan buruk: umat Musa minta Allah dapat dilihat kasad mata, karena itu mereka dihukum; juga mengatakan kebohongan atas Maryam dan ucapan bahwa mereka telah membunuh Isa as; ditambah pula makan riba: balasan semuanya itu adalah neraka, kecuali mereka yang mendalam ilmunya yang betul-betul iman.
12. (163-169): Penegasan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu seperti yang
diturunkan kepada nabi-nabi yang lain, yang engkar, yang halangi, yang zalim akan dibimbing ke Jahannam.
13. (170) seruan kepada seluruh manusia agar mengimani Nabi Muhammad
14. (171-173) seruan kepada Ahl Kitab agar tidak keterlaluan dalam beragama dengan mengatakan Tuhan tiga salam satunya adalah Isa as., karena Isa tidak pernah membangkang untuk tidak menjadi hamba Allah.
15. (174-175) permakluman kepada bahwa bukti nyata dari Allah telah datang (Al-Qur’an dan Nabi-Nya): mengimaninya akan memperoleh jalan yang lurus
16. Ketentuan warisan seorang yang meninggal kalalah (tidak ada ahli waris selain saudara perempuan: ia mendapat ½ dan bila berdua 2/3, dan bila banyak: bagian laki-laki 2x bagian perempuan

Tafsir IV
Pokok-pokok Isi Surat al-A’raf
(dipersilahkan meneliti sendiri)

Demikianlah materi alternatif pembelajaran Tafsir di Fakultas Tarbiyah. Prinsip pokok pada materi itu adalah memberikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an secara lengkap, terpadu, dan utuh. Hal itu akan berbeda bila materi itu dipilah berdasar masalah-masalah tertentu, yang dikhawatirkan adanya aspek-aspek tertentu yang tertinggal atau tidak memperoleh perhatian yang cukup.
Akan ada kesan bahwa materi ini terlalu banyak. Tetapi perlu diingat bahwa seluruh UIN/IAIN menggunakan perkuliahan sistem sks. Satu sks dalam sistem itu terdiri atas 50 menit tatap muka, 50 menit tugas terstruktur, dan 50 menit lagi tugas mandiri. Yang berjalan selama ini hanyalah tatap muka sehingga tingkat pencapaian hasil perkuliahan sangat rendah. Untuk meningkatkan tingkat pencapaian itu, sistem sks itu harus dilaksanakan secara murni.
Dalam perkuliahan Tafsir dengan sistem sks murni dosen dapat mengatur materi itu. Misalnya dosen menyampaikan pokok-pokok isi Surat tertentu, sebagaimana dikemukakan di atas, dalam tatap muka. Untuk pendalamannya dan pengayaannya dosen harus memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada mahasiswa-mahasiswanya.
Dan perlu pula ditekankan bahwa jumlah pertemuan dalam satu semester dalam sistem sks antara 16-19x. Dengan demikian dapat dilihat bahwa materi sejumlah di atas, bila disampaikan dalam jumlah pertemuan seperti itu, dan dengan tiga jenis kegiatannya tsb., tidaklah dapat dipandang terlalu banyak.

Jakarta, awal Desember 2004
Salman Harun

________________
*Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Pertama Metodologi Pembelajaran Tafsir, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 11 Desember 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar