Meski jauh, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan (Afsel), berusaha merayakan HUT ke-66 kemerdekaan RI dengan penuh khidmat.
Kesibukan menyambut peringatan 17 Agustus atau lebih dikenal dengan 17-an, telah tampak di KJRI Cape Town sejak pekan ketiga Juli lalu. Setiap akhir pekan, KJRI melakukan latihan baris-berbaris untuk pasukan pengibar bendera (paskibra). Mereka adalah putra-putri diplomat Indonesia yang bertugas.
Pada Rabu (17/8) pagi waktu setempat, halaman gedung KJRI Cape Town yang telah bernuansa merah putih, tampak dipenuhi masyarakat Indonesia yang bermukim di kota tersebut. Termasuk diantaranya, , termasuk lebih seratus Anak Buah Kapal (WNI-ABK) dari berbagai kapal penangkap ikan asing yang kapalnya sedang berlabuh di pelabuhan Table Bay, Cape Town.
“Kehadiran para WNI-ABK pada peringatan HUT Kemerdekaan ini merupakan upaya KJRI dengan mengirimkan surat kepada para agen serta kapten kapal tempat mereka bekerja,” tutur Konsul Jendral (Konjen) RI untuk Cape Town, Sugie Harijadi, dalam rilis kepada INILAH.COM.
Selain masyarakat Indonesia, juga hadir beberapa kawan yang merasa memiliki ikatan batin dengan Tanah Air. Seperti rektor, dosen dan lain-lain yang berasal dari komunitas Cape Malay. Juga orang-orang Belanda yang pernah tinggal di Indonesia pada masa penjajahan.
“Mereka hadir atas atas permintaan sendiri kepada saya, agar bisa diundang untuk mengikuti upacara sekaligus turut merasakan perjuangan bangsa Indonesia,” lanjut Sugie.
Antusiasme para WNI-ABK ini tak berhenti di situ saja. Mereka minta agar diizinkan tinggal di wilayah kantor KJRI agar bisa mengikuti upacara penurunan bendera, sore harinya. Usai upacara tersebut, diadakan potong tumpeng sambil menanti buka puasa.
Peringatan kemerdekaan dilengkapi dengan siraman rohani oleh Profesor Salman Harun Ahmad, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga ahli tafsir Al Quran. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar