Jumat, 02 Januari 2009

KETERBATASAN MANUSIA

KETERBATASAN MANUSIA

(Prof. Dr. H. Salman Harun, UIN Jakarta)

Alif Lam Mim (2:1)

Itu adalah ayat pertama Surah al-Baqarah, yang merupakan satu singkatan terdiri tiga huruf: alim, lam, dan mim. Transliterasi huruf-huruf itu adalah “a, l, m”. Tentu saja siapa pun tidak tahu apa makna singkatan itu yang sesungguhnya, apalagi Rasulullah saw. tidak pernah menjelaskannya.

Memang ada informasi dari Ibnu Abbas, paman dan sahabat Nabi yang masih kecil pada waktu beliau hidup, bahwa kepanjangan sigkatan itu adalah Allah ‘Alim Majid, “Allah Mahatahu Mahamulia.” Tetapi itu merupakan pendapat pribadi yang tidak pasti kebenarannya.

Karena maknanya yang pasti itu tidak dapat diketahi, maka para ulama banyak yang hanya memberinya komentar, Allahu a’lamu bi muradihi “Allahlah yang lebih tahu maksudnya.” Dengan menyatakan bahwa hanya Allah yang lebih tahu maksudnya itu berarti bahwa Allah telah melakukan sesuatu yang tidak gunanya, berarti Allah telah berbuat sia-sia. Tetapi itu tidak mungkin, karena Allah Mahasempurna, karena itu penyampaian ayat yang tidak diketahui maknanya itu pasti punya maksud.

Maksudnya adalah bahwa ketika Allah menyampaikan pernyataan yang tidak dipahami manusia, paling kurang hal itu berarti Allahl hendak menyampaikan pesan bahwa hanya Ia-lah yang Mahatahu sedangkan manusia tidak tahu apa-apa bila Allah tidak memberitahunya. Dengan begitu Allah hendak menyadarkan manusia bahwa, di dalam begitu banyak segi keunggulannya, ia memiliki sisi kelemahan, yaitu bahwa bagaimana pun pengetahuannya terbatas. Kesadaran itulah yang ingin ditanamkan Allah pada manusia.

Implikasi dari kesadaran itu akan sangat luas. Bila manusia sadar bahwa Allahlah yang Mahatahu sedang ia tidak tahu, maka manusia tentulah perlu mempercayai apa saja yang difirmankan-Nya selanjutnya sampai akhir Al-Qur’an. Al-Qur’an penuh berisi nilai-nilai yang menjamin terwujudnya manusia yang berkemanusiaan sejati Dengan demikian mendalami, menghayati, dan menjalankan nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an akan menjamin terbentuknya kemanusiaan sejati itu

Selanjtnya, firman Allah tidak hanya ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga alam semesta ini. Manusia dengan demikian perlu pula menggali rahasia alam semesta. Dengan dermikian, penggalian rahasia alam semesta akan meningkatkan penguasaan manusia atas ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu peradaban.

Kemanusiaan dan peradaban hanya milik manusia. Kemanusiaan dan peradaban menentukan martabat manusia dan kebahagiaan manusia sampai akhir zaman serta di dunia dan di akhirat. Sebagai bagian dari umat manusia di atas bumi ini, bangsa Indonesia perlu pula meningkatkan kemanusiaan dan peradabannya. Pembangunan mental dan pisik dengan demikian perlu dijalankan sejalan.

Pembangunan mental dan pisik itu memerlukan adanya suatu sistem pendidikan yang tepat, yang dijalankan oleh sumber daya manusia yang kompeten, dan didukung oleh dana yang cukup. Di antara tiga komponen itu, penyediaan dana merupakan kendala terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, sekali pun UUD sudah menegaskan perlunya disediakan dana sebesar 20% dari anggaran negara.

Kemajuan bangsa ditentukan oleh kualitas sumbar daya manusia yang mengelola setiap aspek kehidupan bangsa itu. Kualitas itu ditentukan oleh kualitas pendidikan di negara itu. Kualitas pendidikan adalah kunci kemajuan suatu bangsa.

Demikianlah, maksud Surah al-Baqarah ayat 1 ini antara lain menghendaki manusia agar menyadari keterbatasannya dan mengatasi keterbatasan itu dengan suatu sistem pendidikan yang baik yang dapat dijalankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar