Selasa, 06 Januari 2009

PAKAIAN TAQWA LEBIH BAIK

PAKAIAN TAQWA LEBIH BAIK

Oleh

Prof. Dr. H. Salman Harun


Kemarin seorang mahasiswa di dalam kelas bertanya, apa maksud ayat yang terjemahannya, ”Wahai anak-anak Adam, Kami sungguh telah menurunkan pakaian kepada kalian yang menyembunyikan ketelanjangan-ketelanjangan kalian, dan juga bulu. Pakaian takwa itulah paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian ayat-ayat Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Surah al-A’raf/7:26). Apakah itu artinya bahwa kita boleh membuka aurat, asalkan kita takwa?

Dari ayat itu dipahami bahwa Allah telah menyiapkan tiga jenis pakaian bagi manusia: pakaian jasmani, bulu, dan pakaian takwa.

Allah telah menurunkan pakaian maksudnya telah menyediakan bahan-bahan untuk dibuat pakaian jasmani. Sau’at terambil dari akar kata su’ ‘jelek’: sau’at karena itu berarti sesuatu yang tidak pantas dilihat orang lain, yang diterjemahkan dengan “ketelanjangan-ketelanjangan”. Maksudnya adalah aurat. Dan yuwari maknanya adalah “menyembunyikan”, bukan sekedar menutup, karena membalut tubuh dengan pakaian tetapi pakaian itu ketat, misalnya, justru semakin menambah aurat itu tertonjol-tonjol. Dengan demikian guna pakaian tidak hanya sekedar menutup aurat, tetapi meredam dan menyembunyikan aurat-aurat, ketelanjangan-ketelanjangan, dan rahasia-rahasia kita, sehingga aurat itu tidak diketahui orang lain. Orang yang telanjang berarti tidak memiliki apa-apa lagi untuk dirinya.

Di samping pakaian yang berfungsi menutup aurat, Allah juga menyiapkan bulu untuk kita. Maksudnya perhiasan, baik berupa bulu atau lainnya seperti kulit, emas, berlian, dsb. Dengan demikian Allah menghendaki manusia tidak hanya berpakaian yang menyembunyikan aurat, tetapi juga memakai perhiasan, asesoris, dsb. Jelas pulalah bahwa Allah menghendaki manusia berpenampilan yang baik. Untuk itu terbukalah kesempatan untuk berkreasi, menciptakan mode supaya terlihat indah, dengan syarat utama: aurat tertutup dan tersembunyi. Dengan demikian jelaslah salahnya pandangan bahwa menutup aurat itu mematikan kreativitas.

Pakaian takwa adalah pakaian rohani, yaitu iman yang kukuh dan perbuatan-perbuatan baik. Pakaian takwa lebih baik tidak mungkin berarti bahwa boleh tidak menutup aurat dan yang penting adalah takwa. Memang ada pendapat seperti itu yang di antaranya dilontarkan orang ketika sedang maraknya tayangan ”ngebor” di stasiun-stasiun tv kita, dan muncul pula ketika mereka menentang RUU Pornografi dan Pornoaksi. Itu adalah pendapat serampangan, yang menunjukkan bahwa mereka tidak pernah belajar atau tidak pernah mendalami Al-Qur’an.

Pakaian takwa tidak mungkin berarti membolehkan membuka aurat. Pakaian jasmani itu dasar, mutlak, pakaian takwa lebih baik. Sesuatu ”yang lebih baik” tidak mungkin meniadakan ”dasar”. Bila kita katakan ”dua juta” lebih baik dari ”satu juta”, sudah pastilah bahwa satu juta termasuk dalam dua juta. Bila dikatakan BMW lebih baik dari Corolla, sudah pastilah mengandung perbandingan harga dan harga Corolla sudah masuk dalam harga BMW.

Pakaian takwa lebih baik maksudnya iman dan perbuatan baik lebih baik. Seseorang yang berpakaian menyembunyikan auratnya tetapi tidak takwa, maka pakaian jasmaniahnya itu akan segera copot begitu datang godaan. Seseorang yang berapapun besar sorbannya, tetapi tidak ada takwanya, maka sorban itu akan terpental begitu ada godaan. Seorang yang takwa adalah seorang yang beriman dan berbat baik, dan tanda imannya dan perbuatan baiknya adalah bahwa ia terlebih dahulu menyembunyikan auratnya, karena itu adalah dasar dan prasyarat mutlak takwa.

Jakarta, 7 – 1 – 9

Salman Harun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar