Rabu, 07 Januari 2009

MENGHINDAR DARI ORANG-ORANG BERGAJUL

MENGHINDAR DARI ORANG-ORANG BERGAJUL

Oleh

Prof. Dr. H. Salman Harun


Kemarin ada mahasiswa dalam kelas bertanya, “Kalau orang bergajul dihindari, ia akan semakin menjadi-jadi, Pak”

Mahasiswa itu bertanya tentang maksud Surah al-A’raf/7:199 yang artinya, “Ambillah kemaafan, mintalah berbuat makruf, dan menghindarlah dari orang-orang bergajul.”

Ayat itu berbicara tentang orang-orang kafir Makkah yang menyembah berhala. Mereka salah, masak berhala dianggap Tuhan. Terhadap mereka, Nabi diminta oleh Allah untuk menyikapi dengan banyak memberikan maaf, karena mereka belum mengerti. Juga menyikapinya dengan bertindak wajar (‘urf itu adalah sesuatu yang lumrah dikerjakan, tidak aneh-aneh). Artinya Nabi diminta agar bertindak wajar, tidak kasar, patah hati atas pembangkangan mereka, dsb.

Namun ada sekelompok mereka yang jahilin. Jahil maknanya bukan bodoh dalam arti dungu. Zaman jahiliyah, misalnya, bukan berarti orang-orangnya bodoh. Justru zaman jahiliyah adalah zaman kemajuan sastra dan ekonomi. Yang dimaksud dengan jahilin adalah orang yang tidak berakhlak, pandangan picik, dan tindakan jahat dipandang dari sudut norma-norma agama. Mereka lebih tepat disebut orang bergajul.

Nah, terhadap orang bergajul inilah kita harus menghindar. Orang bergajul pikirannya singkat. Di samping itu, ia tidak segan-segan mengambil tindakan pisik. Orang seperti itu, bila disikapi dengan kedua sikap di atas tidak akan mempan. Yaitu, bila terus-menerus diberi maaf, ia akan menjadi-jadi. Bila dipergauli seperti biasa, ia akan tak tahu diri. Yang pantas bagi orang seperti itu adalah tindakan hukum. Jadi, orang bergajul, hindarilah secara wajar. Tetapi bila ia berbuat jahat, yang berbicara adalah hukum.

Ciputat, 7 - 1 - 9
Salman Harun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar